Penerbangan Komersial di Bandara Melalan Tersendat

Penerbangan Komersial di Bandara Melalan Tersendat

Kubar, nomorsatukaltim.com – Sudah 3 bulan, tidak ada lagi armada pesawat penerbangan komersial beroperasi di Bandara Melalan Sendawar, Kubar. Padahal keberadannya sangat dinanti.

“Sangat penting jika ada pesawat udara. Mempersingkat waktu perjalanan dari Kubar ke Samarinda atau Balikpapan pergi dan pulang,” ungkap Mathias, salah satu warga Kelurahan Barong Tongkok. Maskapai yang biasa melandas di sini salah satunya pesawat jenis ATR 72-600 milik perusahaan penerbangan Nam Air. Pertama mengudara Desember 2020 lalu. Telah melakukan penerbangan perdana di Bandara Melalan. Meski bukan penerbangan komersial, Nam Air jalin kerja sama penerbangan sistem carter dengan Perusda Witeltram. Namun oleh perusda dikelola dengan penerbangan Blok Sit (Elemen Utama). Rencananya penumpang adalah karyawan perusahaan. Sehingga bisa melayani masyarakat umum sebesar 30 persen tempat duduk. “Yang kami tahu cuma sekali saja Nam Air sempat membawa penumpang dari Kubar. Setelah itu tidak kembali ke Kubar. Indikasi mungkin saja ada hal dalam kerja sama yang kurang cocok,” urai warga Kecamatan Barong Tongkok lainnya, Buditomo. Hingga berita ini diturunkan, Direktur Perusahaan Daerah (Perusda) Witeltram Kubar, Syachran Eric Lenyoq belum berhasil dikonfirmasi. Pesan WhatApps (WA) pun belum direspons. Begitu pula Dinas Perhubungan Kubar, belum memberikan konfirmasi terkait kosongnya penerbangan komersial di Bandara Melalan. Kepala Dishub Kubar, Rakhmat belum memberi respons. Sementara itu, Otoritas Bandara Melalan Sendawar, mengakui memang selama 3 bulan terakhir tidak ada lagi armada pesawat terbang komersial yang beroperasi di bandara itu. Yang terbang ke Bandara Melalan hanya pesawat perintis rute Datah Dawai-Melak (Kubar-Mahulu). “Seminggu sekali di hari Selasa. Juga pesawat charter flight 2 kali seminggu,” jelas Kepala Bandara Melalan, Indra Rohman, sore kemarin. Ia menambahkan, jika ada isu Bandara Melalan tak bisa didarati pesawat jenis ATR-72, itu tidak benar. Karena saat ini runway (landasan) Bandara Melalan memiliki panjang 1.300 meter dan lebar 30 meter. Sudah layak didarati jenis pesawat ATR-72. “Kalau masalah internal kerja sama kami tidak mencampuri. Dari sisi operasional Bandara Melalan men-support Perusda Witeltram dan Nam Air yang sudah membuat MoU kerja sama,” ungkapnya. Indra menyebut pihaknya sudah mengantongi surat resmi dari Dirjen Kebandaraan. Yakni terkait izin pendaratan pesawat ATR 72 di Bandara Melalan. “Itu sebagai dasar utama armada Nam Air bisa mendarat atau melakukan penerbangan di Bandara Melalan,” tandasnya.(imy/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: