Gotong-Royong Atasi Pandemi dengan Vaksinasi

Gotong-Royong Atasi Pandemi dengan Vaksinasi

Sudah setahun lebih dunia mengalami pandemi Coronavirus Disease 19. Meski berbagai cara sudah dilakukan, belum ada tanda-tanda wabah berhasil ditaklukkan.

SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Pandemi COVID-19 yang menyerang seluruh dunia membuktikan rapuhnya sistem kesehatan masyarakat. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Akibatnya virus sangat cepat menyebar, lalu bermutasi menjadi varian baru. Untuk itu, cara menanggulangi penyebaran virus ini harus dilakukan secara kolosal. "Virus ini, hanya bisa kita hentikan kalau kita kerja sama. Semua pihak, harus melawan penyebaran kasus dengan porsinya masing-masing. Dari masyarakat, ya salah satunya, dengan partisipasi untuk vaksinasi," terang dr David Hariadi Mashoer dalam talk show Ngopi Sore: Ngobrol Pintar dan Inspiratif. Di Private Dining Room Aston Samarinda Hotel and Convention Center, Kamis (25/3/2021). Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Syahranie (AWS) ini menjelaskan partisipasi vaksinasi adalah bentuk gotong royong kesehatan. Sebagai upaya perlawanan pada penyebaran virus. Ia juga memaparkan, pentingnya vaksin untuk membentuk sistem imun. Agar mampu melawan infeksi virus ketika masuk ke dalam tubuh. "Kalau kita terinfeksi virus atau kuman. Sistem kekebalan tubuh kita akan membuat pertahanan untuk melawan virus itu. Nah fungsi vaksin, menciptakan imun tubuh terhadap risiko infeksi yang akan terjadi," jelas David. "Bedanya kalau terinfeksi langsung, itu virus aktif. Kalau vaksin ini virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Jadi tidak akan menimbulkan penyakit. Tapi  sistem imun kita bisa terbentuk," sambungnya. David juga memastikan, vaksin yang sudah beredar di masyarakat kini. Sudah melewati berbagai tahapan uji klinis. Sehingga aman digunakan. Meski begitu, vaksin tidak menjamin seseorang kebal dari paparan virus. Risiko terinfeksi masih tetap ada. Vaksin hanya mencegah seseorang jatuh dalam kondisi serius. Ketika tubuh terinfeksi virus. Sehingga masyarakat yang sudah menerima vaksin. Harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Supaya ketika tubuh terinfeksi virus, tidak menularkan kepada orang lain. Mengapa vaksin harus disuntikkan dalam dua dosis? David menjelaskan. Suntikan pertama akan menimbulkan reaksi tubuh yang disebut pembentukan antibodi. Antibodi ini bersifat sebagai pengenal virus. Namun, antibodi yang muncul dari penyuntikan pertama, hanya mampu bertahan sementara waktu. Sehingga, butuh penguatan atau booster pada penyuntikan kedua. "Penyuntikan kedua ini, menguatkan dosis yang pertama. Kenapa harus berjarak? Karena dosisnya terlalu besar kalau bersamaan," jelas dokter spesialis ortopedi dan traumatologi ini. Tujuan vaksinasi ini nantinya diharapkan mampu membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok. Sehingga dapat menekan penyebaran virus. Untuk mencapai herd immunity ini ada dua cara. Pertama melalui infeksi virus. Karena seseorang yang sudah terpapar virus, secara alami akan membentuk antibodi di dalam tubuhnya. Kedua, dengan proses vaksinasi yang sedang dijalankan sekarang. Vaksin merupakan modifikasi infeksi virus kepada kelompok masyarakat. Untuk membentuk antibodi dalam tubuh. Sehingga dapat membuat tubuh mampu melawan infeksi virus ketika terpapar. Dokter Puskesmas Sungai Kapih, sekaligus Tim Vaksinator Kota Samarinda, dr Montik Dewi menambahkan, masih banyak masyarakat yang takut divaksin. Karena banyaknya informasi hoaks yang beredar. Terutama pada kelompok masyarakat kalangan menengah ke bawah. Sehingga perlu adanya sosialisasi yang lebih masif tentang manfaat vaksinasi ini. "Yang pro vaksin, rata-rata memang kelompok masyarakat menengah ke atas. Karena mereka lebih well educated. Jadi paham akan manfaat vaksin supaya tetap sehat dan mencegah penularan," jelasnya. Namun, Montik mengakui, seiring berjalannya waktu. Dan tahapan vaksinasi yang terus berjalan. Membuat masyarakat semakin sadar akan manfaat vaksin. Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Tentang himbauan melakukan vaksinasi. Termasuk kepada kelompok penyintas, yang sebagian masih merasakan trauma terinfeksi virus. "Kita kasih pemahaman pelan-pelan. Sambil mereka melihat juga kondisi orang yang telah menerima vaksin. Mulai dari nakes, petugas publik, dan lansia. Ternyata aman kok," tuturnya. Terakhir, ia berharap vaksin bisa segera didistribusikan kepada masyarakat. Agar seluruh lapisan masyarakat dapat menerima pemerataan vaksin. Dan herd immunity bisa tercapai. (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: