Pembangunan Smelter Terus Ditunda, Freeport Tak Berikan Nilai Tambah Ekonomi

Pembangunan Smelter Terus Ditunda, Freeport Tak Berikan Nilai Tambah Ekonomi

Jakarta, nomorsatukaltim.com – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, selama 25 tahun menambang sumber daya alam RI, PT Freeport Indonesia belum memberikan nilai tambah.

“Freeport 52 tahun di Indonesia mana ada nilai tambahnya,” kata Luhut di sela diskusi di CNBC Indonesia TV, Rabu (24/3). Dia mengungkapkan, Freeport dan Tsingshan dikabarkan telah membuat kesepakatan kerja sama pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). Hal tersebut diungkapkan. “Sekarang mudah-mudahan tinggal minggu depan kita akan tanda tangan pembangunan smelter di Weda Bay antara Freeport dengan Tsingshan,” kata Luhut. Berdasarkan data yang dipaparkan Luhut, kesepakatan pembangunan smelter tembaga antara Freeport dan Tsingshan di kawasan Weda Ba, Halmahera, akan ditandatangani pada 31 Maret 2021. Selanjutnya, pemerintah dan Freeport akan menandatangani revisi perjanjian Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) mengenai ekspor konsentrat dan persyaratan pembangunan smelter pada 1 April 2021. “Ini membuat suatu proses nilai tambah buat kita. Smelternya sendiri. Tapi akhirnya terpaksa Freeport dengan China juga. Dan China yang mau. Dia nurut sama kita. Sehingga kalau ini terjadi, sebagai bagian dari proses litium baterai. Yang akan kita rencanakan terjadi pada 2023,” ungkap Luhut. Menurut dia, target implementasi energi hijau juga membutuhkan tembaga dan turunannya. Karena itu, kesepakatan pembangunan smelter Freeport ini sangat penting. Mengingat Freeport adalah penghasil tembaga terbesar di Tanah Air. Dan salah satu yang terbesar di dunia “Energi hijau akan meningkatkan kebutuhan tembaga. Karena dia semua berubah,” tukas dia. Luhut mengungkapkan, akan ada dua smelter di Weda Bay. Satu untuk nikel dan satu tembaga. Selain itu, ada turunannya dan ada 12 ribu hektare lahan tersedia. Yang akan dibangun untuk industri. “Kami berharap smelter tembaga ini akan mulai berproduksi 2023. Sedangkan smelter nikel sekarang ini sudah berproduksi,” ungkap Luhut. Manajemen Freeport kerap kali menyatakan, proyek smelter Freeport adalah proyek rugi. Padahal membangun smelter sudah disepakati Freeport. Sebagai salah satu syarat mendapatkan perpanjangan kontrak hingga 2041 di tambang Grasberg, Papua. Pemerintah pun berinisiatif menjadi inisiator. Agar smelter tetap terbangun melalui skema kemitraan. Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas mengakui adanya pembicaraan dengan Tsingshan. Untuk mengetahui metode kerja sama hingga jangka waktu pembangunan smelter. Manajemen Freeport juga terbuka untuk bekerja sama dibanding membangun smelter sendiri. Meskipun harus memindahkan lokasi pembangunan smelter dari Gresik ke Halmahera. “Kalau secara ekonomis dan teknis lebih memungkinkan, kami prefer itu (kerja sama dengan Tsingshan). Kami mau explore. Tapi apa pun yang dilakukan, akan minta arahan pemerintah. Kalaupun dari Tsingshan sudah ekonomis dan technically memungkinkan, tentu kami minta arahan pemerintah,” kata Tony. (de/qn) Sumber: Akhir Maret, Freeport-Tsingshan Tandatangani Kesepakatan Pembangunan Smelter di Weda Bay

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: