Anak Muda Penggerak Start Up

Anak Muda Penggerak Start Up

Kalau ada pertanyaan seperti ini: sebutkan tiga bisnis yang lagi hype di Kalimantan Timur? Anda tentu sepakat: kopi, kopi, dan kopi. Lihatlah, dalam setahun terakhir, ratusan warung kopi, kafe, kedai, dan sejenisnya, bak cendawan di musim hujan. Di luar bisnis kopi, ada start up teknologi.

nomorsatukaltim.com - PELUANG bisnis di sektor start up teknologi juga amat menjanjikan. Ini sejalan dengan berkembangnya ekonomi digital dan infrastruktur internet di Kaltim. Charles Raymond salah satunya. Pengusaha muda asal Samarinda ini mendirikan dua usaha rintisan teknologi. Pertama, ada Karja.id sebuah media online yang memproduksi konten-konten inspiratif untuk milenial. Dan kedua, ada Activ.id. Sebuah digital agency yang menawarkan jasa digital marketing kepada usaha lokal. Charles menilai, peluang bisnis start up teknologi masih sangat besar. Potensi ini, harus dibarengi dengan fasilitas dan dukungan dari pemerintah daerah. "Banyak start up di Samarinda ini yang idenya bagus. Tapi tidak ada yang memfasilitasi. Pengembangan pengembangan ekonomi kreatif juga masih kurang," ungkapnya. Saat mengisi talkshow  “Ngopi Sore: Ngobrol Pintar dan Inspiratif dengan tema Start-up Kreatif Melihat Peluang”. Dalam acara yang berlangsung Kamis (18/3/2021) di Studio Telkom, Jalan Dahlia Samarinda, Charles berharap pemerintah daerah melihat potensi bisnis ini, sebagai sektor usaha baru yang dapat dikembangkan. Pemerintah bisa mendukung dan memfasilitasi program pendampingan atau pemberdayaan kepada pemuda, merintis sektor ini. "Pemda harus melihat ini sebagai peluang. Apalagi Kaltim mau jadi IKN. Kalau SDM pemuda kita tidak siap, kita akan kalah nanti bersaing dengan para pendatang dari luar daerah," tandasnya. Di Surabaya contohnya. Charles menyebut, dukungan pemerintah kota untuk mendukung usaha rintisan anak muda sangat besar. Bahkan, dibentuk program inkubasi khusus untuk pendampingan dan pelatihan start up lokal. "Di sana disediakan mentor berkualitas, dan pendampingan rutin. Ada dua jebolan start up dari sana, yang kini sudah cukup besar. Yakni Reblood dan Riliv. Kenapa pemerintah kita tidak bisa begitu juga?" ujarnya. Meski masih banyak kendala dan keterbatasan pengembangan bisnis start up di Kaltim. Charles tetap optimistis, bisnis start up di Kaltim juga akan maju. Seperti di kota-kota besar di Pulau Jawa. Semangat yang sama, ditunjukkan oleh Syarief Hidayat. Dalam lima tahun terakhir, ia telah jatuh bangun mendirikan usaha start-up. Baru sekarang, bisnisnya mulai berhasil. Dengan mendirikan brand minuman Kopi Papa Muda. Belum satu tahun berdiri, kini ia sudah memiliki 4 cabang kedai kopi di Kota Tepian. Menurutnya, hal pertama yang perlu ditanamkan dalam mindset pengusaha muda Kaltim adalah inovasi dan berpikir kreatif. Dan tidak tergantung pada bisnis ekstraktif yang mengeruk sumber daya alam. "Kebanyakan orang yang punya duit di sini.  Mikirnya, bisnis ya batu bara dan minyak. Padahal banyak ide cemerlang yang bisa dikembangkan jadi bisnis start up," ucapnya. Ia juga mengkritisi banyaknya usaha start up yang hanya meniru bisnis lain yang sudah ada. Tanpa ada originalitas atau diferensiasi yang menarik. Sehingga, bisnis itu kemudian, tak bertahan lama lalu mati begitu saja. "Pada copy-paste. Misalnya ramai bisnis jasa kurir, bikin juga. Buat lah start up yang fokus pada pertumbuhan dan inovasi baru," pesannya. Ia berpesan, memulai bisnis start up harus dibekali dengan ide dan konsep yang matang. Serta diimbangi dengan kemauan yang kuat dan passion bisnis di bidang tersebut. Kemudian, dalam merintis usaha diperlukan keuletan dan kesabaran dalam mengembangkannya. "Sukses dalam usaha itu adalah mimpi yang sulit dicapai. Karena kalau mudah, tidak ada namanya orang susah. Jadi butuh kesabaran untuk mencapai mimpi itu," tutupnya. (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: