GeNose C19 Belum Jadi Pilihan, Balikpapan Masih Mengacu Pedoman Kemenkes 

GeNose C19 Belum Jadi Pilihan, Balikpapan Masih Mengacu Pedoman Kemenkes 

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Alat skrining alternatif GeNose C19, belum menjadi opsi Satgas Penanganan COVID-19 Balikpapan untuk digunakan. Alasannya, satgas masih merujuk pada pedoman Kementerian Kesehatan. Sehingga penggunaan GeNose belum menjadi pilihan.

"Kami belum mendapat pedoman penggunaan alat tersebut. Sehingga untuk diagnostik tetap mengacu yang terakhir diakui adalah rapid antigen selain PCR (Polymerase Chain Reaction)," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan Andi Sri Juliarty, Rabu (17/3). Dokter Dio, sapaannya, menyebut GeNose efektif digunakan di tempat umum. Itupun harus disesuaikan dengan kebijakan atau seizin ketua satgas, yakni Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi. Ia menegaskan, jika saat ini pihaknya lebih memilih mengikuti pedoman Kemenkes. Sehingga GeNose bukan pilihan untuk digunakan sebagai sarana diagnostik di fasilitas kesehatan di Kota Minyak. "Apa lagi GeNose katanya sangat sensitif. Bau rokok dia (hasilnya) positif, bau durian dia positif," ungkapnya. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menambahkan, sampai saat ini pedoman Kemenkes untuk upaya skrining masih mengacu rapid antigen dan hasil PCR. "Kita belum mendapat petunjuk apakah GeNose dipakai atau tidak. Walaupun ada contoh di Jakarta di kereta api (fasilitas umum) itu dipakai," katanya. Sebelumnya, alat GeNose yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, sudah diperkenalkan di Kota Samarinda. Alat ini efektif digunakan untuk mendeteksi penularan COVID-19, hanya melalui embusan nafas. Tingkat akurasinya disebut mencapai 90 persen. Selain Pemkot Samarinda, pengelola Bandara APT Pranoto juga sedang mempersiapkan GeNose. Akan digunakan sebagai skrining calon penumpang yang hendak bepergian. (ryn/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: