Pesan Perdamaian Paus Fransiskus di Tanah Irak

Pesan Perdamaian Paus Fransiskus di Tanah Irak

Baghdad, Nomorsatukaltim.com - Paus Fransiskus, pimpinan gereja Katolik Roma, mengunjungi Irak dalam kunjungan bersejarah pekan lalu. Dalam sebuah pertemuan simbolis, Paus bertemu dengan pemimpin Syiah Irak, Ayatollah Sistani.

Paus juga mengunjungi kota kuno Ur, yang merupakan tempat kelahiran Nabi Ibrahim, tokoh patriark agama monoteistik Yudaisme, Kristen, dan Islam. Pada hari terakhir dari tiga hari persinggahannya, Paus berpidato di depan jemaat di sebuah gereja di Mosul, kota yang menjadi ibu kota ISIS di Irak. “Betapa kejamnya ketika negara ini, tempat lahir peradaban, harus dilanda bencana yang begitu biadab,” seru Paus, “ketika tempat-tempat ibadah kuno dihancurkan dan ribuan orang muslim, Kristen, Yazidi, dan lainnya terpaksa mengungsi atau dibunuh secara paksa.” Gereja Katolik telah diubah menjadi penjara oleh kelompok teroris itu, memenjarakan siapa saja yang menentang atau melanggar aturannya. Namun, kebanyakan dari orang-orang yang dipenjara adalah kaum minoritas. Gereja kemudian dihancurkan dalam pengeboman oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS). Saat mereka mendukung pasukan darat untuk merebut kembali Mosul. Umat Kristen Khaldea di Irak yang mendiami sebagian besar Dataran Niniwe termasuk di antara target utama ISIS. Dalam pembersihan etnis di wilayah tersebut. ISIS menodai tempat-tempat ibadah Kristen, membunuh pria-pria yang masih sehat, dan menculik gadis-gadis Kristen. ISIS juga memenggal kepala patung-patung religius dan mengoarkan kelompok itu sebagai superior dari minoritas muslim dan Kristen. Puluhan ribu orang Kristen melarikan diri dari kendali ISIS. Sementara mereka yang tetap tinggal atau kembali terpaksa kehilangan rumah dan harta benda mereka. Semua minoritas ditekan untuk masuk Islam atau menghadapi eksekusi. Pejuang ISIS melukai pria Yazidi dan menahan perempuan Yazidi sebagai budak seks sampai mereka dikalahkan secara teritorial. Dalam pertempuran Baghouz di Suriah pada 2018. Kelompok itu juga menculik 39 pekerja India di Mosul pada 2014. Menurut mantan Menteri Luar Negeri Sushma Swaraj, ISIS memenjarakan mereka di penjara Badush di pinggiran Mosul. Dalam investigasi yang dilakukan Anchal Vohra dari Eurasia Review pada 2016, terungkap orang India tidak ada di penjara yang telah dihancurkan oleh ISIS maupun pengeboman koalisi. Banyak tahanan Syiah dan mungkin juga orang India terbunuh saat berada di dalam penjara. Paus melakukan perjalanan ke negara Timur Tengah untuk mengakhiri babak ketidakharmonisan komunal. Yang tak tertandingi pada saat Presiden AS yang baru menjabat Joe Biden telah berjanji untuk mengakhiri perang abadi AS, termasuk di Irak. Kunjungan Paus telah menghasilkan citra ikonik. Yang diharapkan para ahli berdampak pada hati dan pikiran orang-orang yang mungkin telah bersimpati dengan ide-ide ISIS dan memandang umat Kristen sebagai musuh. Kunjungan itu juga terjadi segera setelah Biden mengumumkan keinginannya untuk memasuki kembali kesepakatan nuklir JCPOA dengan Iran. Banyak pihak melihatnya sebagai tanda pertama perdamaian mungkin akan hadir antara pasukan Amerika di Irak dan milisi yang didukung Iran. Yang telah berjanji untuk menggulingkan Amerika. Namun, umat Kristen dan muslim di Irak sekali lagi takut pada ISIS. Telah terjadi peningkatan tajam dalam serangan ISIS di Irak dan Suriah. Terutama di gurun di perbatasan dekat Mosul. Meski kekhalifahan kelompok dini ihancurkan secara fisik, ideologinya masih bertahan. Banyak teroris ISIS baru saja bubar dan memilih bersembunyi. Lantas muncul dan berkumpul kembali sebagai kekuatan di lain hari. Dipercaya masih ada sepuluh hingga lima belas ribu militan yang tersebar di seluruh kawasan. Dengan cadangan pendanaan USD 300-500 juta. Serangkaian serangan ISIS baru-baru ini menunjukkan kemampuan kelompok tersebut untuk menimbulkan kerusakan maksimum. “Sekali lagi menabur benih perselisihan antar-komunitas,” demikian menurut analisis Anchal Vohra dari Observer Research Foundation di Eurasia Review. Pada Februari 2021, pelaku bom bunuh diri ISIS memikat pembeli ke arah mereka di pasar yang ramai di Baghdad. Sebelum meledakkan diri. ISIS kemudian mengklaim serangan itu dan menegaskan itu ditujukan terhadap pasukan keamanan Irak dan milisi Syiah. Agama Kristen telah dianut di tempat yang sekarang disebut Irak pada abad ke-1 Masehi. ISIS ingin menghapuskan umat Kristen dari peta Irak. Kebangkitan kelompok teror tersebut menghadirkan ketakutan yang mematikan bagi orang-orang Kristen. Yang tetap tinggal atau kembali ke negara itu. Mereka berharap pesan perdamaian Paus akan menang serta melemahkan ISIS dan ideologinya. “Tetapi itu mungkin hanya menjadi angan-angan belaka,” kata Vohra. Pada 2019, Paus juga mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) dan bertemu dengan Imam Besar Masjid Al-Azhar Kairo, salah satu ulama senior Sunni di dunia. Paus menandatangani perjanjian damai dengan Imam yang disebut “dokumen tentang persaudaraan manusia”. Paus juga menyerukan diakhirinya kebencian, kekerasan, ekstremisme, dan fanatisme buta atas nama agama. Selama kunjungannya ke Irak, dia mengulangi seruannya dan mengatakan, “Persaudaraan lebih tahan lama daripada pembunuhan saudara. Harapan lebih kuat daripada kebencian. Dan perdamaian lebih kuat daripada perang”. Namun, ada batasan untuk pengaruh dan seruan Paus. Meskipun koneksinya tinggi. Ia mungkin telah menyentuh hati umat muslim di kawasan tersebut dan melembutkan mereka. Namun, Vohra menyimpulkanjangkauannya sepertinya tidak akan membendung kebangkitan ISIS. (mmt/qn) Sumber: Kunjungan Paus Fransiskus ke Irak Takkan Bendung Kebangkitan ISIS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: