Kaltim Bentuk Perfasda, Perkuat Kelompok Tani Berkorporasi

Kaltim Bentuk Perfasda, Perkuat Kelompok Tani Berkorporasi

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Pemprov Kaltim makin semakin serius menangani sektor pertanian dan perkebunan. Dengan membentuk Perkumpulan Fasilitator Daerah (Perfasda) 3 Maret lalu.

Perfasda dimaksudkan sebagai wadah fasilitator. Melakukan pembinaan dan pengembangan kegiatan-kegiatan kelompok tani serta kelompok masyarakat di sektor pertanian dan perkebunan. Sistem Kebersamaan Ekonomi-Berdasarkan Manajemen Kemitraan (SKE-BMK) memang sudah mulai diterapkan di Benua Etam. Ini juga sebagai penegasan terbentuknya Perfasda. Menurut Ketua Perfasda Kaltim Edi Rosman, ada beberapa konsep yang akan dijalankan. Yang pertama, soal menumbuhkan rasa kebersamaan antar kelompok tani. Kata Edi, kebersamaan dalam kelompok yang terfasilitasi memang sudah terjalin. Yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi dirinya adalah kebersamaan antar kelompok yang belum terfasilitasi dengan baik. Hingga menimbulkan jarak tertentu antar kelompok. "Memang ada yang sudah membentuk koperasi dengan bermitra (bersama) perusahaan sawit swasta. Dengan pola plasma dan inti, yaitu wilayah Berau dan Kutai Timur," sebutnya, Minggu (14/3). Kemudian, konsep kedua ialah penguatan kelembagaan. Yakni soal komunikasi dan kepemimpinan, sesi administrasi kelompok dan program tabungan, sesi manajemen kemitraan budi daya, dan sistem kelembagaan penguatan petani. Untuk penguatan kelembagaan, Edi mengatakan sudah menyiapkan kelompok-kelompok yang produktif. Dirinya melanjutkan, dari kelompok-kelompok produktif itu bisa menjadi satu komunitas besar. Diakui Edi, sudah banyak kelompok yang telah didampingi sebelum Perfasda dibentuk. “Bisa itu gabungan kelompok tani, bisa itu forum komunikasi kebun. Apapun namanya kelak, yang penting bisa menaungi dari sekian kelompok,” ungkapnya. Target yang ingin dicapai menuju kelompok tani yang berkorporasi. Di mana ada usaha yang dipasarkan sendiri dengan satu pintu. Lalu, konsep selanjutnya pelatihan ekonomi rumah tangga. Perfasda akan menyesuaikan diri dengan kultur dan budaya petani di masing-masing daerah. Teknik budi daya, pengendalian hama penyakit, dan tim-tim penunjang lainnya sudah ada di tubuh Perfasda. “Tiap 10 kabupaten/kota itu berbeda. Kita datang ke suatu daerah, kita sudah paham, tapi kita (juga) mengkondisikan. Apa yang kurang itu kita benahi. Dengan cara edukasi. Kita memanusiakan manusia,” sambungnya. Perfasda memang belum menggaet akademisi. Walaupun sempat digaungkan beberapa tahun lalu. “Yang terbanyak dan memiliki fasda (fasilitator daerah) itu di Kukar. Lalu Samarinda, Kutim, Berau, Kubar, Balikpapan. Dan dua kabupaten/kota yang belum memiliki fasda, Mahulu dan Bontang,” jelasnya. Program Perfasda sudah berjalan, dan sudah melakukan panen kedua, ada di wilayah Desa Batuah. Beberapa lahan perkebunan dengan luas yang cukup sudah digarap. Seperti lahan sawah, ada 7,2 hektare. Dengan lahan yang sudah siap tanam 2,5 hektare. Perkebunan ada 8 hektare. Perikanan 1,5 hektare. Konservasi kehutanan sekitar 19 hektare. Peternakan 5 hektare. “Sawit, bentuk kemitraan dengan perusahaan swasta ada 20 hektare,” bebernya. Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Hamka memberikan komentar adanya Perfasda di Kaltim. Hamka menilai keberadaan lembaga itu memang sebagai wujud keseriusan pemerintah. Ada permasalahan di jenjang pertanian dan perkebunan yang memang dengan teliti dikerjakan. “Kita mengetahui bersama akan ada ibu kota. Akan ada peletakan batu pertama. Artinya pangan dan pertanian di Kaltim harus diperkuat,” jelas Hamka. Berdasarkan analisanya, baik pemerintah dan lembaga-lembaga yang menaungi, harus bisa memberikan jaminan kepada masyarakat. Bagi Hamka, lembaga yang dibentuk tersebut, harus bisa menjadi motivator dan fasilitator. Untuk menaikkan pangan, khususnya ketersediaan pangan di Kaltim. Hamka melanjutkan, lembaga itu harus bisa terikat erat dengan petani. Karena selama ini petani Kaltim ingin ada lembaga yang bisa meningkatkan produktivitas dari hasil pertanian. “Harus untuk para petani ya, harapan mereka (para petani) tentu tinggi,” tegas Hamka. Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Kaltim Ujang Rachmad menerangkan, Perfasda memang untuk mewujudkan pemberdayaan petani melalui SKE-BMK. Dalam masa jabatan 5 tahun Perfasda, ia ingin adanya peningkatan. Untuk menunjang pembangunan nasional secara keseluruhan. Karena komoditi perkebunan merupakan bahan baku industri pabrik pengolahan yang menjadi kebutuhan internasional. Dan mampu memberikan kontribusi devisa negeri yang cukup besar. Di samping untuk meningkatkan SDM petani, Perfasda juga untuk mengembangkan perluasan lapangan kerja. Serta peningkatan penghasilan petani. Disampaikan Ujang, Perfasda bertujuan untuk menunjang kegiatan pendampingan kelembagaan petani. Kemudian agrobisnis pedesaan yang berkelanjutan"Sesuai dengan kearifan lokal. Selamat bertugas semoga dapat menjalankan amanah dengan sebaiknya," sebutnya. Menurut orang nomor satu di Kaltim, Isran Noor, peran perkebunan ternyata tetap eksis. Serta, memiliki kontribusi yang besar dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Terlebih ketika pandemi. Kaltim, sebut Isran, meskipun di era COVID-19, tetap mendapatkan surplus perdagangan. Dengan nilai USD 20 miliar. Komoditi yang ambil andil ialah, perdagangan sumber daya alam (SDA), dan sektor perkebunan. Bagi Isran itu sebuah prestasi. Yang dinilai tetap ada dan jelas terjadi di Kaltim. Sektor perkebunan disampaikan Isran, memang sangat menopang dan menahan defisit perdagangan negara. Tetapi, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi melalui sub sektor perkebunan bukanlah tujuan akhir. Isran ingin membuat sektor ini berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebagai the ultimate goal pembangunan. "Orientasi pembangunan perkebunan haruslah rakyat sebagai center. Artinya jangan sampai terjadi pembangunan perkebunan justru membawa penderitaan bagi masyarakat," pungkasnya. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: