Di Pasar Modal, Investor Milenial Catatkan Aset Rp 33 Triliun  

Di Pasar Modal, Investor Milenial Catatkan Aset Rp 33 Triliun  

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Jumlah investor di pasar modal Tanah Air terus bertumbuh. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia. Hingga Februari 2021, jumlah investor Single Investor Identification (SID) telah mencapai 4,5 juta atau naik 16 persen. Angka tersebut naik dibanding SID per 31 Desember 2020 sebesar 3,8 juta.

Meski demikian, Ketua Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan, bahwa tingkat literasi dan inklusi di pasar modal masih jauh dari harapan dibanding dengan sektor lainnya. “Dari survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2019. Tingkat literasi sebesar 4,9 persen dan tingkat inklusi di pasar modal sebesar 1,55 persen,” kata Hoesen dalam peluncuran inovasi digital pasar modal, pada pekan kemarin. Dengan adanya inovasi digital dari Bursa Efek Indonesia tersebut. Dia menyebut dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi pasar modal Indonesia. “Dapat meningkatkan optimisme,” ujarnya. Menurut Hoesen, pandemi COVID-19 telah berdampak pada hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat. Tidak hanya pada berupa krisis kesehatan. Pandemi ini pun melemahkan perekonomian di seluruh dunia. Aktivitas ekonomi di sektor keuangan dan sektor riil mengalami kontraksi dipengaruhi dari sisi konsumsi maupun produksi. “Yang disebabkan karena adanya pembatasan aktivitas masyarakat yang berimbas pada menurunnya aktivitas bisnis atau dunia usaha,” terangnya. Untuk mendukung upaya memulihkan perekonomian nasional. OJK turut andil dan berpartisipasi dengan mengeluarkan berbagai kebijakan strategis khususnya di pasar modal. “OJK mengeluarkan 35 kebijakan pasar modal dalam merespons, tentunya dampak pandemi,” ulasnya. Meskipun sempat terpuruk di triwulan pertama tahun 2020 karena tekanan pandemi COVID-19. Namun kinerja pasar modal masih dapat bergairah. Pada 5 Maret 2021 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah di posisi 6,258. Dengan market share lebih dari Rp 7,352 triliun. Adapun jumlah perusahaan yang telah memperoleh pernyataan efektif melakukan Initial Public Offering (IPO) di 2020 mencapai 46 emiten baru. Penambahan itu juga merupakan tertinggi jika dibandingkan seluruh negara di kawasan ASEAN. “Per 5 Maret 2021 bahwa sudah ada 7 emiten baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah raihan dana atau fund raising Rp 2,7 triliun,” sebut Hoesen. Ia menuturkan, aktivitas investor pun meningkat. Mengingat frekuensi transaksi yang terjadi juga sangat tinggi. Hal ini membuktikan bahwa kepercayaan publik kepada pasar modal terus meningkat. “Peningkatan ini juga tidak lepas dari kontribusi investor muda. Di mana berdasarkan demografi individual per Februari 2021. Jumlah investor individu di bawah 30 tahun sudah mencapai 57 persen dengan total aset dari kaum milenial hampir Rp 33 triliun,” bebernya. Hoesen menambahkan, dengan edukasi secara masif melalui media sosial, influencer dan komunitas lainnya akan menambah jumlah investor. “Tentunya gaya hidup investasi pasar modal merupakan daya tarik anak muda di Indonesia,” ujarnya. Selain itu, dengan beberapa kebijakan digitalisasi yang telah dikeluarkan di pasar modal. Dalam rangka peningkatan transaksi dan jumlah investor dan kemudahan proses perizinan. “Pembukaan rekening efek tanpa perlu tanda tangan basah investor, prosesnya kurang lebih satu jam,” imbuhnya. Ia pun mengingatkan agar edukasi mengenai literasi dan inklusi pasar saham harus dtingkatkan hingga pelosok. Dengan memanfaatkan galeri investasi yang sudah tersebar di sejumlah kantor perwakilan. “Edukasi juga tidak harus dilakukan dengan tatap muka tetapi juga digital. Dengan terobosan inovasi digital akan berjalan maksimal,” pungkasnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: