Angka Stunting di Balikpapan Naik selama Pandemi COVID-19

Angka Stunting di Balikpapan Naik selama Pandemi COVID-19

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Pandemi COVID-19 juga memberi dampak pada persentase stunting di Balikpapan. Yang naik menjadi 13 persen dari sebelumnya hanya 4 persen.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita karena kekurangan asupan gizi. Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengungkap, pandemi corona berdampak tidak langsung dalam kegiatan posyandu. Yang menjadi cara memonitor tumbuh kembang anak. Kegiatan posyandu biasanya rutin digelar setiap bulan. Protokol physical distancing menyebabkan aktivitas posyandu tidak berjalan maksimal. “Dari laporan staf gizi kami di DKK (Dinas Kesehatan Kota), memang terkait stunting pada balita agak naik tahun ini dibandingkan dua tahun lalu,” kata Andi Sri Juliarty, Ahad (14/3). Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Balikpapan. Terdapat 13 persen angka stunting di Kota Minyak. Angka itu dari jumlah Balita sebanyak 56 ribu. “Yang mengikuti penimbangan baru 45 persen dari 56 ribu tersebut. Karena pandemi dan keterbatasan tenaga maka belum semuanya ikut penimbangan,” jelas perempuan yang akrab disapa Deo. Dari angka itu, daerah yang paling banyak ditemukan di wilayah Baru Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat. “Selama pandemi penimbangan dan pengecekan dilakukan secara mandiri dan melaporkan kepada kader posyandu kemudian ke puskesmas,” ujarnya. Ia menjelaskan, penyebab kenaikan stunting di Balikpapan bisa diakibatkan faktor ekonomi masyarakat yang rata-rata menurun. Kegiatan di posyandu juga dikurangi selama pandemi COVID-19 ini. “Memang dengan adanya pandemi ini, petugas kami di lapangan keteteran ada beberapa program yang tidak berjalan seperti pemantauan tumbuh kembang balita,” tuturnya. Begitupun dengan para kader posyandu yang saat ini tidak maksimal melaksanakan programnya. Karena posyandu yang tidak dibuka selama pandemi ini. “Untuk itu kami meminta partisipasi orang tua yang memiliki balita untuk dapat menimbang dan mengukur sendiri balitanya di rumah masing-masing, dan melaporkan hasilnya ke kader-kader posyandu yang ada di lingkungan setempat,” tutupnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: