Klaim Didorong Kiai Khos, Siregar Bertekad Dobrak Oligarki Politik

Klaim Didorong Kiai Khos, Siregar Bertekad Dobrak Oligarki Politik

Salah satu bakal calon walikota independen di Pilkada 2020, Siregar. (Ariansyah/Diswaykaltim)

Balikpapan, Disawaykaltim.com - Atmosfir Pemilhan Kepala Daerah Serentak 2020, kian menghangat.

Di Balikpapan, setelah sejumlah partai membuka penjaringan, beberapa nama mulai mencuat. Ramai-ramai mereka mendaftar ke parpol.

Tapi, Ustadz Letkol Sholehuddin Siregar, berbeda sendiri. Ia bertekad mendobrak oligarki politik. Berencana maju jalur independen. Tanpa perahu partai.

Siregar mengaku sudah menyiapkan segalanya. Dari mesin dukungan relawan, sampai keuangan. "Kami sudah bergerak," ujarnya, dalam perbincangan santai dengan Diswaykaltim.

Anak ketujuh dari 12 bersaudara ini mengaku, rela menanggalkan karirnya.  Di militer. Ia ingin fokus Pilkada 2020.

Hal yang mendorongnya maju, Siregar mengklaim, lantaran didorong Kiai Khos (sepuh). Di Jawa dan Kaltim. Sekaligus dukungan dari sesepuh di Balikpapan.

Alasan lain, mengacu analisisnya terkait faktor sosial ekonomi kota ini. Yang dinilanya mengalami kemunduran.

"Para sesepuh Balikpapan melihat kota ini stagnan. Sejak ditinggalkan Pak Tjutjup dan Pak Imdaad Hamid. Kemajuan kita disusul daerah lain."

Siregar melanjutkan, "Padahal dulu, kemajuan Balikpapan lebih unggul," ujar tokoh Nahdiyin Balikpapan, ini.

Ia membandingkan kepemimpinan di masa pemerintahan Kol. Czi Syarifuddin Yoes (1981-1989).

Juga, era Kol. Inf. H Tjutjup Suparna (1991-2001), dan masa Imdaad Hamid (2006-2011). Sejak masa itu, Balikpapan dinilai stagnan.

"Tapi, bukan berarti buruk. Hanya saja perkembangannya lamban bila dibanding daerah lain di Kaltim," papar Siregar, membeber hasil analisanya.

Saat ditanya, apakah Balikpapan butuh seorang pemimpin militer. Siregar buru-buru menampiknya. "Mau dipimpin militer atau sipil, sama saja. Semua tergantung orangnya. Personalnya."

Apakah kepemimpinan Pak Rizal gagal? Ditanya itu, ia tertawa. Siregar enggan mengungkap penilaian khususnya. Hal itu diserahkan pada publik untuk menilai tiap-tiap pemimpin di Balikpapan.

Hanya saja, Siregar ingin membenahi Balikpapan. Berangkat dari keresahan tersebut, ia berkeyakinan: perlu pemimpin inovatif dan tegas. Untuk membawa Balikpapan lebih unggul.

Sekaligus, menyiapkan lebih matang menyambut calon ibu kota negara. "Tapi, jadi tidaknya ibu kota, Balikpapan tetap butuh pemimpin visioner," katanya.

Bagaimana melawan kekuatan raksasa parpol? Siregar mengatakan, justru karena hal itu lah yang membuatnya menjadi tantangan. Meski, mendobrak oligarki politik dinilainya tak mudah.

Apalagi, KPU sendiri telah menerbitkan aturan baru. Terkait tambahan syarat yang mempersempit ruang gerak independen. Yakni, 8,5 persen dari jumlah DPT.

Bila mengacu DPT Pileg 2019, maka dibutuhkan 39 ribu lembar KTP dukungan. Sebagai salah satu syarat administrasi untuk maju. Dari jalur independen.

"Tapi, saya tidak gentar. Semua sudah disiapkan," kata Siregar, menunjukan beberapa lembar form Model KWK. Ini adalah Lembar Persyaratan Dukungan Pasangan Calon Perseorangan.

Siregar mengklaim, sudah berhasil mengumpulkan sekitar 22 ribu lembar KTP dukungan. Hanya dalam waktu dua minggu.

"Meski syaratnya 39 ribu, target saya nanti mengumpulkan 65 ribu. Ini untuk mencegah adanya identitas ganda." Siregar juga yakin, semua itu bisa diperoleh sebelum Februari 2020.

Faktor apa yang mendasarinya berkeyakinan maju? Siregar menjawab, "Saya shalat istikharah tujuh hari tujuh malam. Lalu, Kiai Khos meminta saya maju," ungkapnya.

Setelah itu, ia meminta izin dari pimpinannya untuk resign. Walau masa dinasnya, masih tersisa dua tahun. Sebelum masa pensiunnya.

Tapi, di usianya yang ke-56 ini, surat pengunduran dirinya sudah diserahkan per 28 September 2019. Katanya, surat itu sudah di meja pimpinan.

Prioritas utama Siregar, bila takdir politik memihak keberuntungannya. Ia  akan memajukan SDM.

"Membangunnya dengan pondasi iman dan taqwa serta pendidikan. Saya ingin Balikpapan dirahmati Allah," papar Siregar, seraya mengutip dalil. Kalau imtaq sudah terbangun, selanjutnya dilengkapi knowledge dan skill. Melalui kemajuan pendidikan.

"Gaji guru agama dan TPA akan kita lipat gandakan. Kesejahteraan guru sangat penting membangun SDM." Selanjutnya, ia bertekad  membawa Balikpapan sebagai kota jasa.

Kalau parpol mengajaknya bergabung, apakah tertarik? Siregar tertawa terbahak-bahak. Ia mengaku selama ini sudah ada komunikasi politik. "Tapi, nurani saya memilih maju tanpa perahu."

Lalu, siapa wakil yang bakal digandeng? Katanya, sudah ada tiga calon. "Tapi, saya perlu tanya Kiai dulu. Perlu istikharah dulu. Nanti saja, belum waktunya. Yang pasti, pengusaha," ungkapnya. (sah/rap)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: