Faisal Kritik Program Kendaraan Listrik Berbasis Baterai

Faisal Kritik Program Kendaraan Listrik Berbasis Baterai

Jakarta, Nomorsatukaltim.com - Pemerintah terus mendorong program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Tidak hanya untuk menekan emisi karbon. Namun juga diharapkan bisa menekan ketergantungan impor minyak.

Ekonom senior Faisal Basri mengkritik jika program KBLBB ini tidak berdampak pada penurunan emisi. Pasalnya listrik yang digunakan masih berasal dari pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). “Meski akan dimunculkan roadmap mobil listrik Oktober nanti, namun enggak lucu bicara energi mobil listrik kalau listriknya dari hasil pembakaran batu bara,” kata Faisal, Senin (8/3). Menurunnya, kesadaran terhadap penggunaan energi bersih di negara lain sudah lebih tinggi. Belum lama ini, imbuhnya, Mitsubishi Corporation menarik diri dari pembangkit batu bara di Vietnam. “Ada standar moral yang semakin tinggi diterapkan di banyak negara dan juga korporasi. Kita sayangnya batu bara kita dikelilingi oligarki,” sesalnya. Kondisi objektif yang sama menurutnya tidak hanya terjadi pada sektor kendaraan listrik. Namun juga pada Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk mewujudkan gasoline dari sawit dibutuhkan lahan sekitar 6 juta hektare. Artinya, akan lebih banyak lagi hutan yang dibuka dan ini berlawanan dengan semangat menekan emisi karbon. Kata dia, belum ada langkah bersama. Semuanya masih dikerjakan sendiri-sendiri. “Gasoline dari sawit dan untuk mewujudkan dibutuhkan lahan sampai 2025 kira-kira 6 juta hektare. Jadi melawan lagi. Belum ada satu langkah bersama yang setiap pihak melakukan upaya sendiri-sendiri,” paparnya. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan BBM, Pertamina mendorong pembangunan kilang baru dan upgrading kilang. Yang artinya penggunaan bahan bakar fosil akan semakin meningkat. Namun juga menurunkan impor. “Kita baru sebatas turunkan impor. Belum turunkan gas rumah kaca dari transportasi,” tegasnya. (cnbc/qn) Sumber: Kritik Pedas Faisal Basri Soal Mobil Listrik Hingga Sawit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: