Pakar Kuliner dari Kota Balikpapan Racik Wisata Berkuda

Pakar Kuliner dari Kota Balikpapan Racik Wisata Berkuda

Balikpapan, Nomorsatukaltim.com - Pengusaha kuliner dari Balikpapan Rudy Setiawan punya “mainan” baru. Itulah mengapa ia sulit dijumpai di restoran miliknya, Kepiting Dandito. Sudah hampir setengah tahun ini sang maestro lebih banyak menghabiskan waktunya di pinggiran kota. Menyiapkan wahana berkuda.

Ketika menerima Disway Kaltim pada Sabtu (6/3) siang, Rudy tengah sibuk dengan kuda-kudanya. Dibantu tiga orang pawang. Ia menyiapkan Charlie menyelesaikan siklus berahinya. Si Putih meringkik hebat ketika dipertemukan dengan si betina, Gisel. “Merawat kuda itu agak rumit,” kata tokoh pariwisata Balikpapan ini. Selain soal ‘hajat’ yang perlu bantuan pawang, kuda juga pemamah yang rakus. Dalam sehari harus mengunyah sedikitnya 7-9 kilogram rumput atau jerami. Atau 1-2 persen bobot tubuhnya. Karena itu, dalam sehari kuda diberi makan empat kali. Makanan yang diberikan pun tidak hanya rumput atau jerami. Perlu ditambah suplemen. Soal mandi, kuda seperti manusia. Perlu dua kali sehari. Saat ini ada enam ekor kuda yang disiapkan untuk wisata berkuda. Dan lapangan untuk latihan berkuda. Sekaligus sekolah berkuda. Selain Charlie dan Gisel, ada Nikita, Maya dan Sonya. Satu lagi Sang Hai Sum atau Carlos. Kuda-kuda itu didatangkannya dari Surabaya, Jakarta, Magelang, Sumbawa dan lainnya. Untuk memboyong hewan tunggangan itu, Rudy tak mau blak-blakan. Tapi untuk satu ekor kuda yang paling murah saja harganya di atas Rp 100 juta. Sekolah berkuda dan wisata berkuda disiapkan Rudy untuk melengkapi fasilitas Gifta Garden. Tempat wisata seluas 4,2 hektare ini berada di kilometer 23, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara. Tak jauh dari Kawasan Wisata Pendidikan dan Konservasi Beruang Madu. Kawasan ini dimiliki Rudy sejak tujuh tahun lalu. Awalnya, hanya untuk keluarga. Belakangan melihat potensi yang bagus untuk wisata, Rudy mulai menyulap lahan itu. Selain tempat berkuda, sudah ada kolam pemancingan ikan dan vila. Masyarakat bisa menikmati suasana alam dan memancing. Jika sudah lelah dan merasa lapar, pengunjung bisa menikmati kuliner di tempat ini. Soal ketertarikannya dengan tempat wisata, Presiden Indonesia Marketer Association (IMA) Chapter Balikpapan ini mengakuinya sebagai hobi. “Value-nya bukan di rupiah. Tetapi di batin. Seperti orang pelihara burung,” katanya. Pertanyaan ini sekaligus menjawab investasi yang digelontorkannya untuk arena berkudanya.  “Kalau berkuda sebagai investasi, untuk cari uang, tidak bakal dapat. Tapi orang yang datang ke sini untuk berkuda bisa menginap di vila atau makan di restoran,” ujarnya. Saat ini, baru ada satu unit vila yang tersedia dengan banderol Rp 1,5 juta per malam. Tamu bisa memanfaatkan dua kamar, dapur, ruang tamu dan balkon untuk menikmati suasana kebun. Menurut Rudy, belum banyak destinasi wisata seperti Gifta Garden. “Jadi bagaimana kami membuat masyarakat menyukai tempat ini. Lalu membelanjakan uang di sini dengan harga yang pantas,” kata Rudy. Soal rencana selanjutnya, pegiat paramotor ini akan menyelesaikan konsep seluruh kawasan. “Lihat perkembangannya nanti. Saya buat konsep awal nanti. Regenarasi ke anak saya. Makanya saya kasih nama Gifta Garden,” ucapnya. Soal kompetitor, Rudy mengaku akan mendorong pelaku bisnis kreatif. Ujung-ujungnya masyarakat yang akan diuntungkan. “Bisnis kalau tidak ada kompetitor bisa stagnan. Semakin banyak tempat rekreasi, orang bisa memilih,” katanya. Sementara terkait pengembangan kawasan, Gifta Garden juga direncanakan memiliki mini zoo. Peluang ini terbuka lebar. Karena belum ada kebun binatang skala kecil di Balikpapan. Apalagi proyek ibu kota negara baru di Kalimantan Timur terus berjalan. Dengan semakin banyak pekerja, ditambah proyek infrastruktur sudah jalan, akan berdampak positif bagi pariwisata. Selain tempat berkuda, berbagai tanaman buah sudah mengooptasi lahan ini. Dari durian musang king, pohon bidara, mangga, terong, jambu kristal, hingga jambu kelutuk. Tampak pula hidroponik, jambu kelutuk, pohon kopi, kelinci, pepaya, belimbing madu, jeruk limau, merpati, elai, dan sebagainya. Keberadaan Gifta Garden, kata Rudy, diharapkan bisa mengubah mindset berlibur warga Balikpapan. Selain luar kota atau luar negeri, warga Kalimantan Timur diajak memiliki pengalaman wisata lokal. “Tapi harus ada daya tariknya. Restoran apa saja. Rekreasi wisata di Balikpapan harus punya ketertarikan. Kemudian soal harga dan peran pemerintah,” ujar Rudy. Dia bermaksud menambah vila sebagai tempat istirahat bagi pengunjung. Sekaligus memberikan kenyamanan bagi mereka yang datang. Jadi, tidak hanya kebun untuk tempat berekreasi. Tapi juga lengkap dengan vila. Agar pengunjung dapat merasakan suasana tinggal di pedesaan. “Mereka yang datang bukan cuma merasakan suasana desa. Tapi juga ikut menjalani kesibukan bertani di kebun,” ujarnya. (fey/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: