Bisnis Kopi yang Bikin ‘Melek’

Bisnis Kopi yang Bikin ‘Melek’

Menyesap kopi sudah menjadi gaya hidup masyarakat. Penikmatnya tak lagi para orang tua. Hampir semua kalangan dari segala usia. Bisa menikmati minuman hitam ini.

nomorsatukaltim.com - Menjamurnya kedai-kedai kopi modern. Menunjukkan eksistensi minuman ini. Berbagai inovasi varian rasa pun semakin beragam. Namun, bagi penikmat kopi sejati. Kopi hitam murni tetap menjadi andalan. Di sana lah, rasa kopi yang sebenarnya terasa. Adalah Andi Muhammad Gamal Ganesha. Salah satu, pecinta kopi di Samarinda. Kecintaanya terhadap kopi membuatnya menekuni bidang ini sebagai ladang bisnis. Ia mendirikan Rate of Rise Coffee Roaster. Kedai minuman yang menyajikan sajian kopi dan bijih kopi roasting. Di kedainya itu, pengunjung bisa langsung melihat bahkan mecoba proses roasting kopi sampai penyajiannya. "Karena saya niatnya juga mengedukasi orang tentang kopi," ucap Ganesha saat menjadi bintang tamu dalam acara talk show Ngopi Sore: Ngobrol Pintar dan Inspiratif, Kamis (4/3/2021). Dengan Tema Kopi dan Puisi. Di Lounge Bank Kaltimtara Prioritas. Garapan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim dan Harian Disway Kaltim. Ganesha membeli bahan baku bijih kopi dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Jawa Barat, Sulawesi, Toraja, Bali, Jawa Timur dan Sumatera. Dari pengamatannya, kopi dari Sulawesi dan kopi Gayo dari Sumatera, banyak disukai warga Samarinda. "Taste di Samarinda senangnya kopi yang tebal. Seperti Gayo atau Sulawesi. Dari Jawa Barat susah diterima karena rasanya tipis," terangnya. Ganesha meyakini bisnis kopi sangat prospektif kedepannya. Ia menjelaskan, dalam dunia industri kopi ada beberapa tahapan atau gelombang yang menandai era perkembangan kopi di Indonesia. Gelombang pertama adalah peningkatan konsumsi kopi sejak masuknya para pedagang India. Kedua, saat Starbuck pertama kali dibuka di Indonesia pada tahun 2002. Ketiga, ketika alat produksi kopi semakin banyak. Saat ini, menurut Ganesha, perkembangan industri kopi sudah memasuki transisi gelombang ke empat. "Yakni kecanggihan produk-produk mesin pengolah kopi. Sudah ada robot pembuat kopi," ungkapnya. Ganesha kini juga mulai bereksperimen memunculkan inovasi varian rasa baru dalam sajian minuman kopi. Beberapa di antaranya adalah kopi dengan campuran rempah. Seperti kopi jahe dan kopi sereh. Selain menyajikan ragam rasa baru. Varian ini juga bermanfaat bagi kesehatan. Per hari, Ganesha bisa menghabiskan 50 kilogram bijih kopi untuk di- roasting. Dari sudut pandang media, bisnis kopi punya sisi yang menarik untuk diliput. Sektor industri kopi, punya peluang besar. Hal itu, disampaikan Devi Alamsyah, Pemimpin Redaksi Disway Kaltim. "Kopi ini, salah satu unit bisnis yang saat ini sedang digemari. Dan akan tumbuh terus," ucapnya. Bahkan di tengah pandemi. Bisnis kopi terbukti masih tetap eksis. "Covid ini hanya pembatasan sosialnya saja. Ngopinya tetap. Dan tampaknya, sekarang sudah mulai aktif lagi. Kopi tidak mati selama pandemi," ungkapnya. Salah satu alasan mengapa bisnis kopi ini tetap bertahan dan semakin berkembang.  Menurut Devi adalah adanya target pasar yang jelas. Banyak orang kini menjadi penikmat minuman hitam ini. Tinggal bagaimana pemilik bisnis bisa mengemasnya. Dengan penyajian yang baik, lokasi tempat yang nyaman, dan pemasaran yang masif. Apalagi, di tengah pandemi. Karena kebijakan kerja dari rumah. Banyak pegawai yang tidak bisa bekerja di kantor. Kedai kopi menjadi salah satu alternatif tempat terbaik dalam menyelesaikan tugas-tugas kantor. "Sekarang banyak mengerjakan kerjaan di luar kantor. Kita diuntungkan dengan hadirnya kedai kopi," tuturnya. Melihat besarnya peluang bisnis kopi ini. Disway Kaltim pun turut membuka salah satu unit bisnis industri kopi. Dengan brand Kopi Satu. Berupa produk bijih dan bubuk kopi. Serta mini cafe di Jalan Pahlawan, Kelurahan Timbau Tenggarong. Cobalah! (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: