Satgas COVID-19 Samarinda Seimbangkan Kesehatan dan Ekonomi
Samarinda, nomorsatukaltim.com - Satgas Penanganan COVID-19 Samarinda di bawah pemerintahan baru semakin progresif menangani wabah. Menggelar rapat secara maraton. Dan menggaungkan konsep bertajuk era baru penanganan COVID-19. Di saat yang sama, jumlah kasus terkonfirmasi positif virus pagebluk di Kota Tepian cenderung melandai.
Pada Kamis (4/3/2021) Satgas COVID-19 Kota Samarinda kembali menggelar rapat koordinasi. Dipimpin Wali Kota Samarinda Andi Harun dan dihadiri wakil wali kota, sekda, jajaran pemkot dan sejumlah Forkopimda. Sehari sebelumnya, pemkot juga mlaksanakan agenda serupa. Dan menyimpulkan untuk melakukan penajaman dalam hal pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan. Dalam rapat koordinasi yang digelar Kamis siang, pemkot kembali menegaskan kebijakan merubah isi Peraturan Wali Kota Nomor 43 Tahun 2020. Yang memuat materi tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum terhadap pelanggaran protokol kesehatan. Langkah progresif ini merupakan bagian dari program yang tercantum dalam agenda 100 hari kerja wali kota dan wakil wali kota baru Andi Harun-Rusmadi. Yang memperbarui konsep dan penanganan pandemi di Kota Tepian. Oleh karena itu, dirasa perlu melakukan revisi terhadap perwali yang diterbitkan sebelumnya. Dalam paparannya, Andi Harun mengungkapkan, keputusan mendesain ulang beleid protokol kesehatan telah melihat dan menimbang kondisi pada berbagai sektor. Di antaranya sektor perekonomian daerah. Gagasan baru dalam penanganan pandemi ala Andi Harun-Rusmadi ini, ialah melakukan pembatasan pada sektor ekonomi tidak berdasarkan pertimbangan waktu. Atau jam buka tutup. Melainkan pengendalian pada jumlah pengunjung. Lalu didukung dengan penguatan upaya penerapan disiplin protokol kesehatan. "Poin penting dalam perwali revisi nanti adalah mengatur kapasitas tempat dan jumlah pengunjung saja," papar AH, sapaannya. Landasan kebijakan itu, menurutnya, berangkat dari pemikiran bahwa langkah pencegahan penularan virus dan pemulihan kondisi ekonomi sosial masayarakat harus berjalan seiring. Sebab, katanya, pemerintah pusat berharap langkah pencegahan yang ideal, adalah yang tidak mengganggu sektor ekonomi. Aktivitas sektor tersebut harus tetap berjalan normal. Meskipun upaya pencegahan penularan tetap digalakkan. Caranya dengan mempertegas strategi pembinaan dan penindakan. Salah satu contoh sektor ekonomi yang tidak bisa berhenti, ucapnya, ialah aktivitas seperti di pasar-pasar tradisional. "Tidak mungkin kita menutupnya. Maka dari itu kita mencanangkan pasar tangguh COVID-19," ungkapnya. Secara teknis, konsep yang dicanangkan pemkot, yakni mendirikan posko-posko COVID-19 di pasar tradisional. Yang akan dijaga personel Satpol PP, TNI dan Polri. Mereka bertugas melakukan pembinaan dalam penanggulangan virus mematikan ini. Pelibatan personil TNI, Polri itu, kata dia, akan diakomodasi dan diatur dalam perwali yang mau direvisi. Selain konsep tersebut. Pemkot juga berencana menggodok beberapa kampung tangguh di Samarinda. Yang akan dilakukan secara bertahap. Dengan dukungan dari masing-masing pemerintahan di tingkat kelurahan dan kecamatan. Penanganan Medis Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Ismid Kusasih mengklaim, bahwa angka kejadian kasus terkonfirmasi positif COVID-19 harian kian melandai. Seiring penurunan jumlah kasus harian secara nasional. "Alhamdulillah, kasus terus menurun. Karena secara nasional juga turun separuh kan," ucapnya, Kamis (4/3). Dari data yang dirilis Diskes, grafik jumlah terpapar COVID-19 per hari, setidaknya sejak sepekan terakhir mengalami penurunan. Pada (27/2), kasus yang dikonfirmasi sebanyak 46 kasus. Pada (28/2) Diskes merilis 57 kejadian positif. Mengawali Maret yakni tanggal (1/3) jumlah terkonfirmasi turun menjadi 27. Sehari berikutnya, sebanyak 56 dinyatakan terinfeksi. Dan pada (3/3) sebanyak 50 kasus positif. Jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya, angka ini memang mengalami penurunan. Di mana biasanya Diskes mengonfirmasi kasus positif harian di angka 70 sampai 100 ke atas dalam sehari. Ismid menyebutkan, penanganan pandemi COVID-19 di bawah pemerintahan baru kota Samarinda memang mengalami sedikit perubahan. "Ada beberapa hal penekanan-penekanan," katanya. "Untuk bidang kesehatan kita berusaha menjalankan apa yang menjadi program 100 hari kerja wali kota dan wakil wali kota," tambah Ismid. Yang pertama, kata dia, ialah tetap melakukan dan mengoptimalkan tetap 3 T (Tracking, Tracing dan Treatment). Kedua, melakukan peningkatan peran puskesmas dalam penanganan COVID-19. Salah satunya perluasan akses pusat karantina COVID-19. "Jadi nanti, pusat karantina bukan cuma di Bapelkes. Akan ada pusat karantina di Palaran, Sungai Siring dan Lempake. Yang akan didukung oleh puskesmas di wilayah itu masing-masing," tandasnya. (das/eny)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: