TV Digital Diharapkan Mampu Menghadirkan Penyiaran Cerdas

TV Digital Diharapkan Mampu Menghadirkan Penyiaran Cerdas

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Pemerintah saat ini sedang fokus untuk melakukan migrasi penyiaran dari televisi (TV) analog ke TV digital. Atau dikenal dengan istilah analog switch off (ASO). Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Akbar Ciptanto mengatakan, wacana itu, sebenarnya sudah dimulai sejak 2012. Namun baru terealisasi saat ini.

"Indonesia sudah ketinggalan sekali untuk siaran digital. Padahal di Asia Tenggara sudah melakukan itu," ungkapnya, Kamis (25/2/2021). Dalam acara talk show Ngopi Sore: Ngobrol Pintar dan Inspiratif dengan tema Penyiaran Cerdas di Kaltim. Bertempat di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim. Jalan Basuki Rahmat, Samarinda. Wacana migrasi TV analog ke TV digital ini, semakin diperkuat dengan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) bidang penyiaran. Dalam ayat 2 pasal 60A UU Ciptaker, disebutkan migrasi penyiaran televisi terestial dari teknologi analog ke teknologi digital dan penghentian siaran analog, dapat diselesaikan paling lambat 2 tahun sejak mulai diberlakukan UU Ciptaker. "Jadi paling lambat 2022 kan. Tapi kami menarget, di Kaltim ini. Juni 2021 sudah bisa beralih ke TV digital," tandasnya. Jika TV analog hanya dapat menggunakan satu frekuensi untuk satu kanal. TV digital mampu membagi satu frekuensi untuk 13 kanal. Siaran televisi pun akan lebih jernih dan bersih. Siaran digital ini, dapat diakses melalui smart TV. TV analog, juga mampu mengakses siaran digital dengan alat bantu set top box (STB). Yang menghubungkan siaran televisi digital ke pesawat televisi lama. "PR-nya di Kaltim ini, ya bagaimana bisa menyiapkan peralatan infrastruktur TV digital. Misalnya, pemberian STB gratis. Agar masyarakat dapat mengakses," ujar Akbar. TV digital ini, dinilai Akbar dapat membuka peluang besar untuk pengembangan lembaga penyiaran lokal. Dalam menyajikan siaran lokal yang inspiratif dan berkualitas. Dalam kesempatan yang sama, Silviana Purwanti, dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Mulawarman (Unmul), menyambut baik wacana migrasi TV analog ke TV digital. Hal itu, bisa menjadi momentum bangkitnya industri penyiaran televisi. Yang saat ini, mulai terkikis dengan kehadiran konten media sosial seperti YouTube. "Gagasan (TV digital) ini menarik. Tapi yang terpenting, bagaimana menyajikan konten yang cerdas dan berkualitas," tutur alumnus program doktor Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Surabaya ini. Ia menyebut, dengan kehadiran TV digital nantinya, dapat dimanfaatkan oleh production house (PH) lokal untuk membuat konten kreatif. Yang memperkenalkan kebudayaan daerah. "Misalnya, ada Si Bolang versi Samarinda. Itu kan menarik. Mengenalkan budaya dengan cara yang mendidik. Dikemas dengan ringan, tapi edukatif," sambungnya. Yang perlu dilakukan, kata dia, adalah literasi pemahaman dan kemampuan dalam menghasilkan produk siaran yang berkualitas. Lembaga pendidikan perguruan tinggi, memiliki peran besar untuk itu. Sebagai akademisi, ia pun turut mendorong mahasiswa agar menghasilkan karya yang dapat menghasilkan tontonan inspiratif bagi masyarakat. "Harapan saya, menuju peralihan siaran ke TV digital. Kita dapat menerima tontonan yang berkelas dan berkualitas. Bagaimana mewujudkan itu, ya itu tugas kita bersama," pungkasnya. (krv/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: