Kasus Positif COVID-19 Masih Tinggi, RSUD AWS Perlu 100 Nakes

Kasus Positif COVID-19 Masih Tinggi, RSUD AWS Perlu 100 Nakes

SAMARINDA, nomorsatukaltim.com – Tren kenaikan pasien COVID-19 di Kalimantan Timur (Kaltim) memaksa rumah sakit menambah ruang perawatan. Mau tak mau, tenaga kesehatan (nakes) juga harus diperbanyak.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Syahranie (AWS), David Hariadi Mashoer mengatakan, Aws memerlukan setidaknya 100 nakes. Jumlah itu menyesuaikan dengan penambahan Tempat Tidur (TT) dan ruang isolasi pasien COVID-19. "Tapi mungkin karena ada penurunan jumlah pasien, minimal separuhnya saja dulu," jelas David saat ditemui awak media selepas menghadiri Rapat Satgas Penanganan COVID 19. kebutuhan nakes baru diperlukan untuk mengisi kapasitas ruang perawatan yang akan dipersiapkan. Mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19. "Karena kami diperintahkan kementerian untuk menambah tempat tidur. Maka kami mempersiapkannya dengan menambah jumlah nakes juga," terangnya. Nakes yang paling banyak dibutuhkan, terutama dari kelompok perawat. Kemudian dokter dan dokter spesialis. AWS telah memulai proses seleksi yang diperkirakan akan terpenuhi bulan depan. "Akan ada dokter internship (magang). Boleh dipetakan untuk Covid. Jadi untuk dokter, kami sudah terpenuhi. Meski pun dokter internship ini tidak ada hubungannya dengan Covid. Hanya ditempatkan saja di rumah sakit," jelasnya. Kebutuhan nakes perawat juga krusial karena pasien COVID-19 tidak boleh didampingi keluarga saat menerima perawatan. Sehingga, penanganan pasien sepenuhnya ditangani oleh nakes. David menyebut, satu pasien setidaknya harus ditangani oleh satu perawat. "Jadi harus total care," tandasnya. Kondisi nakes yang harus menggunakan APD lengkap saat melayani pasien COVID-19. Juga menambah beban jumlah nakes yang dibutuhkan. Karena harus bertukar shift setiap 4 jam. Dalam beberapa hari terakhir. Kondisi pasien COVID-19 yang ditangani RSUD AWS sedikit mengalami penurunan. Hal itu, kata David, dapat dilihat dari jumlah antrian di Unit Gawat Darurat (UGD). Jumlah antri pasien yang sebelumnya bisa mencapai 8 hingga 10 orang per hari. Kini sudah mulai menurun. "Sekarang hanya 1 sampai 2 pasien yang antri. Itupun tidak sampai bermalam, sudah bisa masuk." Namun, kondisi itu tidak bisa dipastikan akan bertahan lama. Karena angka peningkatan kasus COVID-19 di Kaltim masih fluktuatif. Kasus pasien yang terindikasi Covid pun beragam. "Saat ini yang lebih banyak masuk gejala paru. Tapi ada beberapa juga pasien kecelakaan ternyata Covid, hamil Covid, pasien rujukan kita screening ternyata Covid, banyaklah," ungkapnya. Dalam sehari, rata-rata korban meninggal akibat COVID-19 bisa mencapai 2 hingga 3  pasien. Untuk itu, David terus mengimbau agar masyarakat semakin waspada dengan ancaman virus. Terus laksanakan protokol kesehatan. Dan usahakan tetap berdiam diri di rumah. Perkembangan terbaru jumlah kasus terkonfirmasi masih tinggi. Angka kasus konfirmasi positif pada Senin (21/2) sebanyak 404. Dengan demikian akumulasi kasus mencapai 52.906. Jumlah kesembuhan lebih banyak dari kasus baru, yakni 503 orang, sehingga 43.801 dari akumulasi positif Corona, sembuh. Sampai saat ini jumlah orang dirawat sebanyak 7.845 orang, setelah ada penambahan 113 kasus. Sedangkan kasus kematin bertambah 14 orang, sehingga total korban wabah ini sudah menyentuh angka 1.260.

VAKSIN LANSIA

Sebagai upaya penanganan wabah, Pemprov Kaltim tengah bersiap mendistribusikan dan melaksanakan vaksinasi bagi masyarakat lanjut usia (Lansia). Sebanyak 7.680 dosis vaksin telah disiapkan untuk lansia se Kaltim. "Sesuai informasi Kemenkes RI, vaksin sudah didistribusikan ke daerah-daerah. Kita tinggal menunggu saja dan siap melaksanakan, khususnya bagi lansia," kata Karo Kesra Setdaprov Kaltim, Andi Muhammad Ishak, Senin (22/2/2021). Sebelum pelaksanaan vaksin, pemerintah akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar segera mendaftarkan diri sesuai surat edaran yang telah sampaikan di kabupaten/kota. Pelaksanaan vaksin, dapat dilakukan di lokasi terdekat tempat tinggal para lansia. Seperti Puskesmas. Sedangkan vaksin bagi pelayanan publik, mulai pedagang hingga perkantoran belum diputuskan. “Masih kita koordinasikan terlebih dulu dengan berbagai pihak," kata Ishak dalam siaran resmi. (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: