Qusht Al Hindi

Qusht Al Hindi

nomorsatukaltim.com - Akhirnya bebas COVID-19. Mengapa demikian? Bukan negatif COVID-19. Tak lain karena setelah menjalani karantina mandiri selama 28 hari. Sudah tidak ada gejala. Dapat surat bebas dari Puskesmas. Saya bersama istri dinyatakan sehat. Ya, karena tidak swab test PCR lagi jika tidak ada gejala.

Jadi jika tanpa gejala pada 14 hari kedua kemudian swab hasilnya masih bisa positif. Hal itu lantaran Tes PCR dirancang untuk mendeteksi materi genetik virus. Materi genetik yang dimaksud yaitu virus SARS-CoV-2 utuh dan masih aktif, virus yang rusak sebagian karena sistem daya tahan tubuh, dan bangkai atau sisa virus. Nah, selama masih ada materi genetik virus corona di dalam tubuh sekali pun hanya sisanya, hasil PCR akan selalu positif. Jadi potensi virus untuk menularkan ke orang lain sangat kecil. Kira-kira seperti itu yang dilansir klikdokter.com. Jadi 29 Januari lalu tepat sebelas hari dari masa isolasi mandiri. Perhitungannya sejak dinyatakan positif rapid test antigen 18 Januari. Alhasil mesti menjalani swab test PCR sesuai rekomendasi dokter puskesmas. Jadi selama isolasi mandiri kita mesti laporan ke puskesmas. Konsultasi dengan dokter yang ditugasi mengatasi COVID-19. Nanti biasanya dokter akan kooperatif. Melalui video call whatsapp. Setiap hari ditanyakan perkembangan. Mulai dari pernapasan, hingga gejala lainnya. Tak lupa juga diberi obat. Alhamdulillah di hari ke sebelas diminta untuk swab test PCR di Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. Biasanya sehari sebelumnya dokter menghubungi melalui WhatsApp. Karena istri juga positif, jadi berdua berboncengan. Jaraknya tidak jauh. Begitu tiba sudah banyak yang mengantre. Menunggu giliran dipanggil. Seperti pada umumnya, swab PCR mengambil sampel dengan memasukkan alat sejenis cotton but ke dalam rongga hidung dan mulut. Petugas medis sangat disiplin. Terutama sarung tangan dan masker. Selalu diganti setiap satu pasien. Hasilnya ternyata lima hari baru keluar. Akhirnya masih positif setelah dapat pesan WhatsApp dari dokter puskesmas. Tepatnya 2 Februari lalu. Jadi diminta untuk isolasi mandiri. Biasa saja dapat kabar seperti itu, tetap tenang. Karena memang masih ada sedikit batuk kering. Beda dengan istri yang sudah tidak ada gejala tapi tetap positif. Tidak masalah. Kami tetap melanjutkan terapi Qusht Al Hindi. Herbal rekomendasi nabi. Bunyi hadisnya seperti ini : Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadl telah mengabarkan kepada kami Ibnu 'Uyainah dia berkata; saya mendengar AzZuhri dari 'Ubaidullah dari Ummu Qais binti Mihshan berkata; saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Gunakanlah dahan kayu India, karena di dalamnya terdapat tujuh macam penyembuh, dan dapat menghilangkan penyakit (racun) di antaranya adalah radang penyakit paru.' Ibnu Sam'an berkata dalam haditsnya; "Karena sesungguhnya padanya terdapat obat dari tujuh macam jenis penyakit, di antaranya adalah radang penyakit paru (dada)." Lalu aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil membawa bayiku yang belum makan makanan, lalu bayiku mengencingi beliau, maka beliau meminta air dan memercikinya" (HR Bukhari no 5260). Pertama kali yang memperkenalkan herbal ini Ustaz Adi Hidayat. Yang melakukan riset tentang kebenaran Qusht Al Hindi. Semua berawal dari turunnya angka COVID-19 di Saudi Arabia berkat Qusht Al Hindi. Selain itu juga terdapat dalam jurnal ilmiah Qusthul Hindi dan Qusthul Bahri. Info jurnal ilmiah Thibbun Nabawi Qusthul Hindi dan Qusthul Bahri bisa dilihat di website mawdoo3.com. Qusht Al Hindi ini bentuk bubuk tapi tidak halus seperti tepung. Mungkin bagi pecinta kopi. Gilingan seperti espresso. Warnanya cokelat muda. Kehijauan sedikit. Aromanya seperti plastik atau ketika tersiram air panas kaya daging kambing. Aromanya. Tapi begitu diminum, sangat pahit. Makanya perlu dicampur madu. Harganya kisaran Rp 85 ribu per 75 gram. Mudah mendapatkannya, bisa via online atau offline di toko herbal terdekat biasanya ada. Saat isolasi 14 hari pertama, hanya Qusht Al Hindi saja yang saya konsumsi. Diminum tiga kali sehari. Setelah salat subuh, zuhur dan isya. Boleh dicampur madu dan air hangat 200 ml agar tidak terlalu pahit. Biarkan mengendap ampasnya.  Kemudian diminum tanpa ampas. Sejak ada gejala sudah konsumsi. Lebih tepatnya sebelum tes rapid antigen. Sebelum dapat obat dari dokter pula. Jadi sebenarnya dari awal sudah ikhtiar dengan herbal itu. Sebenarnya ini jalan pilihan. Kita bisa sembuh dengan obat dokter bisa pula dengan herbal. Tidak ada masalah. Dan banyak sudah kesaksian pasien COVID-19 yang berhasil sembuh dengan Qusht Al Hindi. Bisa searching saja di google  atau media sosial. Saya turut bersaksi dan membuktikan kebenaran Hadis Nabi Muhammad SAW tersebut. Walaupun butuh waktu 28 hari. Gejala saya memang ringan. Demam, pusing, batuk, hingga hilangnya indra penciuman. Yang paling lama itu batuk dan indra penciuman. Mulai normal ketika masuk hari ke 20 isolasi mandiri. Tapi Qusht Al Hindi memang ampuh menyembuhkan. Karena memang sudah wajib bagi seorang muslim mengimani Allah SWT dan Rasulullah SAW. Begitupula dengan perkataan nabi yang termaktub dalam hadis riwayat tersebut. Seperti firman Allah SWT. "Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya." (QS. Al-Hasyr Ayat 7). Oh iya Qusht Al Hindi itu bukan cuma untuk muslim saja ya. Siapa saja boleh mengonsumsinya. Karena Rasulullah SAW menyampaikan risalah Islam untuk seluruh alam. Rahmat bagi seluruh alam. Bagi Anda penderita COVID-19, tetap sabar, berdoa, dan mesti punya motivasi untuk sembuh. Tentunya bisa sehat kembali. Bagi yang masih sehat, tetap menjaga kesehatan, protokol kesehatan dijaga, dan tentunya perbanyak ibadah. Demikian tulisan ini. Kalau ada kebenaran dan kebaikan di dalamnya itu semata-mata dari Allah SWT. Jika ada kesalahan maka itu murni dari penulis pribadi yang seorang manusia biasa. (*/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: