Pandemi Bukan Alasan Berbuat Kriminal
Sudah hampir setahun pandemi COVID-19 mewabah. Seluruh sektor terpuruk karenanya. Pemutusan hubungan kerja (PHK) pun sempat marak dilakukan. Membuat angka pengangguran dan warga yang perlu mendapat bantuan sosial kian bertambah.
nomorsatukaltim.com - WARGA beranggapan, hal itu menyebabkan angka kriminalitas di Balikpapan naik. Seperti maraknya pelaku begal yang akhir-akhir ini kembali meresahkan warga. Dari awal tahun hingga Februari ini saja, tiga kasus terjadi di Kota Minyak. Dari tiga kasus tersebut, dua sudah diungkap kepolisian. Satu kasus masih dalam penyelidikan, karena berdasarkan keluhan warga di media sosial. "Mungkin saja kan mas, gara-gara diberhentikan dia mau cari makan susah, jadinya mereka jadi pelaku kejahatan," ujar salah seorang warga Balikpapan yang enggan dikorankan namanya. Ketiadaan lapangan pekerjaan saat ini, disinyalir sebagai pemicu munculnya kejahatan. Salah satunya kejahatan jalanan dengan senjata tajam ini. "Apa-apa susah, jadi mereka berpikir jalan cepat mendapatkan uang dengan cara seperti itu (jadi begal)," sambung warga lainnya. Namun, polisi mematahkan anggapan tersebut. Dari data Polda Kaltim, angka kriminalitas di Kaltim turun hingga 400 kasus atau 9 persen dibanding 2019. Termasuk di Balikpapan. Beberapa pelaku kejahatan begal yang berhasil diringkus, bukan merupakan korban PHK. Dua pelaku di kawasan Kariangau, Balikpapan Barat misalnya, merupakan kuli bangunan. Saat ini pun masih mengerjakan proyek di kawasan Kariangau. "Enggak sengaja aja pas lihat pengendara cewek lewatin kita. Awalnya mau ambil hpnya aja di motor, tapi langsung ditendang sama teman saya, dia jatuh langsung kita ambil hp sama tasnya," ujar AP (31), pelaku begal di kawasan Kariangau. Berbeda lagi dengan keterangan pelaku di kawasan Stal Kuda. Keduanya melakukan aksi begal hanya untuk membeli barang haram, yakni sabu. Bahkan kedua pelaku yang masih tergolong remaja ini satu di antaranya merupakan anak orang berkecukupan. "Pas kita jalan liat ada cewek kita ikutin. Mau gangguin aja. Tapi karena ada kesempatan kita rampas tasnya," ujar KN (25). Kapolresta Balikpapan, Kombes Pol Turmudi menyampaikan, begal, pandemi COVID-19, dan PHK tidak ada korelasinya. Menurutnya semua kejahatan begal yang berhasil diungkap jajarannya tersebut, murni kejahatan tindak pidana. "Sejauh ini pelaku yang kita amankan bukan merupakan korban PHK, jadi tidak ada kaitannya pelaku curat (pencurian dengan pemberatan) ini dengan pandemi dan PHK. Itu murni kejahatan pidana semua," ujarnya. Lanjut Turmudi, memang benar beberapa waktu terakhir ini banyak dilaporkan kasus kejahatan curat. Data yang ada di Polresta Balikpapan saja, terdapat dua laporan polisi dan semuanya berhasil diungkap Tim Beruang Hitam. "Faktanya memang ada jambret dengan pemberatan dan sudah ditangkap oleh jajaran saya," tegasnya. Dengan adanya beberapa kasus kejadian seperti ini, Kapolresta Balikpapan meminta petugas di lapangan untuk lebih gencar melaksanakan patroli. Khususnya di lokasi yang sepi dan minim penerangan. Sehingga dapat meminimalisasi niat pelaku tindak kejahatan di jalan. (bom/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: