Isolasi Swadaya
Catatan Ryan Pramudya Amanta*: Isolasi Swadaya
Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Banyak hari istimewa yang berlalu begitu saja. Ada HUT ke-124 Kota Balikpapan, Tahun Baru Imlek 2572, dan yang teranyar ada Valentine Day, atau hari berkasih sayang. Pokoknya, sudahlah. Hari Valentine biasanya menjadi momok bagi kaum jomblo atau lajang. Pasalnya hari kasih sayang itu identik dirayakan bagi mereka yang sudah berpasangan saja. Biasanya sih, kalau saya, paling tidak menggunakan kesempatan ini untuk memberikan kado kepada orang yang saya cintai. Nah, kalau para jomblo mau kasih kado ke siapa? Hehe.. Setiap orang tentu punya kenangannya sendiri tentang hari-hari istimewa itu. Misalnya saat Imlek, sahabat saya bernama Marcel, mengundang ke rumahnya di Batu Ampar, Balikpapan Utara. Untuk sekadar bertemu dan berbincang-bincang sambil bakar-bakar ikan. Tenang, kami berkumpul sambil menjaga jarak dan menggunakan masker. Ia mengajak bertemu untuk sekadar mengulang memori di masa lalu. Yakni di saat kami masih lajang dan memanfaatkan momen liburan Imlek untuk berkumpul bersama. Tak ada percakapan yang serius, namun virus corona masih menjadi isu hangat di dalam obrolan kami. Tampaknya semua orang masih bertanya-tanya, kapan pandemi usai. Apakah tahun ini? Atau kah tahun depan? Atau, kapan? Pemerintah juga sudah seperti kehabisan cara dalam menanggulangi pandemi. Bahkan rencana pemulihan ekonomi di 2021 terancam pupus. Lantaran virus corona masih menjadi momok yang membayangi kegiatan perekonomian. Data Satgas Pengananganan COVID-19 Balikpapan belum menunjukkan penurunan. Bahkan menurut catatan mereka ada 614 RT dari 1.669 RT di Balikpapan yang terindetifikasi sebagai zona kuning. Tentu masyarakat Balikpapan harus waspada. Angka itu bukan main bahayanya. Jangan tunggu sampai 614 RT itu masuk zona merah, baru Anda merasa khawatir. Saya sempat bertanya kepada Marcel, rumahnya itu masuk wilayah RT berapa, dan apakah masuk dalam kriteria zona kuning? Beliau menjawab, "Ah sudah jangan dipikirin. RT di sini aman dari virus corona," katanya. Tapi saya belum yakin 100 persen percaya. Sebab sepanjang perjalanan ke rumahnya, saya tidak melihat ada rumah isolasi yang disiapkan untuk warga sekitar, jika ada yang teridentifikasi terpapar corona. Satu-satunya rumah isolasi yang saya tahu ada di RT 10, Manggar Baru, Balikpapan Timur. "Kata Pak RT, anggarannya dari mana?," kata Marcel menirukan ketua RT-nya. Kita harus menyadari bahwa SE wali kota yang mengatur PPKM berbasis mikro dan kota, memang menentukan tugas dan fungsi ketua RT masing-masing wilayah. Namun untuk menyediakan sarana dan prasarananya. Seperti menyediakan rumah isolasi sebagai tindakan pengendalian yang harus dilakukan, ditanggung secara swadaya. Untungnya swadaya. Pemkot tak harus menyediakan anggaran yang terlalu besar. Bayangkan jika 1.669 RT itu harus menyediakan rumah isolasi dan ditanggung pemerintah. Ya bangkrut. (*/jurnalis Disway Kaltim)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: