Ce Linda, Si Kentang yang Jadi Pujaan

Ce Linda, Si Kentang yang Jadi Pujaan

Jadi suami saya bilang saat itu badannya gemuk. Saya bilang badan saya kurus. Padahal berat saya sekitar 90 kg.

Begitu ketemu mungkin dia shock ya. Mau cancel tapi enggak bisa karena ketemunya di bandara. Dia bilang. “Lho, kamu kok gendut. Kok seperti ini? Saya juga bilang, kamu kok seperti itu,”

Dalam hati saya, pasti dia enggak mau. Orang saya gemuk jelek gini. Ya sudahlah. Karena beliau sudah sampai Surabaya dan enggak enak. Jadi sehari di Surabaya lalu pulang. Sampai akhirnya, kami ke Samarinda.

Sampai di Samarinda, orang bilang. “Ce Linda, orang kalau sudah minum air Mahakam bakal kembali lagi lho.”

Waduh, saya percaya banget. Begitu sampai sini, saya sedih. Karena calon mertua saya tidak berkenan dengan hadirnya saya.

Dan saya mohon izin untuk pulang. Saya bilang, “Saya izin pamit pulang ke Surabaya. Karena sepertinya kehadiran saya tidak diterima di sini.”

Suami saya tanya, kepingin kurus enggak? Saya jawab, siapa sih yang enggak pengen kurus. Siapa sih yang enggak cantik. Tapi saya enggak punya uang. Saya enggak punya biaya karena untuk kuliah saja. Saya harus nyambi jadi SPG.

Dia tanya lagi, butuh berapa biaya untuk menguruskan badan? Saya mau beli Herbalife waktu itu. Dan saya juga pengen olahraga.

Singkat cerita, dia memberikan saya uang Rp 5 juta. Saya ingat sekali waktu itu, “Wow, Rp 5 juta banyak banget.”

Beli Herbalife, saya nge-gym, saya beli baju gym. Saya sudah cukup punya uang. Dan akhirnya saya benar-benar kurus. Sampai berat badan saya sisa 52 kg.

Sampai orang yang enggak pernah ngelirik saya. Jadi merhatikan. Wah, si kentang jadi langsing. Waktu itu, saya enggak bohong. Saya jadi pengen deket sama pria-pria yang lain. Sampai adik saya bilang gini, “Maaf ya Ce, kita dididik untuk tidak jadi kacang lupa kulitnya.”

“Maksudmu?”

“Yang ngurus kamu siapa? Ketika ada orang yang berjasa untuk hidup kita. Enggak seharusnya lho kamu pergi dengan pria yang lain.”

Kata-kata adik saya itu benar. Kalau gak ada suami saya. Saya enggak akan bisa kurus. Enggak bisa merasakan kesempatan makai baju bagus itu kaya mana.

Akhirnya karena suami saya merasa badan saya sudah kurus. Saya dipanggil lagi ke sini. Jadilah saya warga Samarinda –menikah-. (krv/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: