BPBD Kutim Tambah Posko Karhutla untuk Jaga-Jaga

BPBD Kutim Tambah Posko Karhutla untuk Jaga-Jaga

Kutim, nomorsatukaltim.com – Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kutim selama 2020 menurun. Tapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tak berleha-leha. Kewaspadaan tetap harus dijaga. Langkah pencegahan yang diambil dengan menambah posko pemantauan.

Posko penanganan Karhutla sebelumnya sudah dibangun pada 4 kecamatan. Tahun lalu, Sangkulirang, Muara Wahau, Muara Bengkal dan Rantau Pulung kebagian 1 posko. Sedangkan tahun ini, disiapkan untuk 4 kecamatan lagi. Yaitu, Teluk Pandan, Muara Ancalong, Bengalon dan Kongbeng. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kutim, Awang Ari Jusnata mengatakan, pembangunan posko ini adalah bagian dari rencana besar penanganan Karhutla di Kutim. Posko ini masuk dalam teknis penyiapan kebutuhan penanganan Karhutla. “Selain itu kami juga siapkan pengembangan SDM. Jadi semua aspek kami perhatikan,” ucap Ari, sapaan akrabnya. Posko ini adalah bagian dari upaya membangun sentra komunikasi. Sehingga langkah penanganan dapat lebih cepat dan efektif. Tentunya posko tersebut tak kosong melompong. Disiapkan pula berbagai peralatan. “Mulai tendon protabel, alat semprot dan sebagainya. Rencana kami mau minta bantuan Kementerian untuk penyediaan radar. Agar titik api bisa cepat dipantau,” tuturnya. Pembangunan posko ini ditargetkan bertahap di tiap kecamatan. Hingga seluruh kecamatan memiliki 1 posko. BPBD mematok pada 2022 mendatang seluruh kecamatan memiliki sentra informasi Karhutla. Selain itu BPBD terus menggalang kekuatan dalam penanganan Karhutla ini. Perusahaan, TNI dan Polri, Tagana hingga Manggala Agni selalu diajak berkoordinasi. Mengingat Kutim yang memiliki kawasan yang luas dan sulitnya akses untuk dijangkau. Kecamatan Muara Ancalong, Karangan dan Sandaran yang paling rawan. Selain rawan, kecamatan tersebut juga jadi yang paling sulit dijangkau. “Ditambah di sana api kerap terjadi dengan skala besar,” ungkapnya. Bahkan pada tahun 2019 silam, di Kecamatan Muara Ancalong terdapat 192 titik api. Sementara untuk penanganan tak bisa maksimal. Dari pengalaman itu, BPBD tak ingin lagi kecolongan dalam penanganan Karhutla. Maka sejak awal segala kebutuhan langsung disiapkan. (bct)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: