Sosialisasi Empat Pilar

Sosialisasi Empat Pilar

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Era globalisasi berdampak pada semua aspek kehidupan berbangsa. Hal itu bisa menjadi berkah atau bisa jadi tantangan bagi masyarakat.

Bahkan kini pengaruhnya terhadap kehidupan semakin meluas dan persaingan antar bangsa semakin tajam.

Untuk menjawab tantangan itu, Anggota DPR RI KH Aus Hidayat Nur menyebut pentingnya menghayati sejarah bangsa serta memahami dan mengimplementasikan Pancasila yang merupakan salahsatu dari empat pilar MPR RI. ”Mari kita saling mengingatkan pentingnya empat pilar itu dan catatan penting perjalan sejarah di republik ini,” ujar politisi PKS dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kaltim itu, saat menggelar sosialisasi empat pilar kepada masyarakat dari enam kecamatan di Kota Balikpapan, yang dilaksanakan di Hotel HER, Rabu (3/2/2021).

  Aus Hidayat Nur yang saat ini juga menjabat sebagai anggota MPR RI, menyebut kondisi era globalisasi yang tidak bisa dibendung, harus disikapi dengan memberikan pemahaman kepada semua masyarakat Indonesia, bahwa empat pilar adalah pondasi penting bagi setiap warga negara dalam berkehidupan berbangsa dan bermasyarakat.   Untuk itu ia berusaha untuk kembali ke daerahnya setiap tahun, untuk menyosialisasikan empat pilar yang dapat menjadi filterisasi kehidupan berbangsa dan bernegara dari dampak buruk era globalisasi.   Empat pilar itu yakni Pancasila sebagai dasar dalam bernegara, Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat untuk menumbuhkan rasa persatuan dan solidaritas demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta meresapi arti penting Bhineka Tunggal Ika.   Lebih jauh, Aus Hidayat Nur menyebut pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, mempunyai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Begitu pula dengan istilah NKRI juga dilandasi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang merupakan dasar tertulis dan posisinya berada di puncak tertinggi dari seluruh peraturan perundangan-undangan. “NKRI berdiri kokoh, di dalamnya ada daerah-daerah, provinsi dibagi atas Kabupaten dan kota yang diatur oleh undang-undang. Begitu pula akan kedudukan bhinneka tunggal ika, kalimat pendek yang menjadi tuntunan bagi kita, meski berbeda-beda tetapi tetap satu jua,”katanya.   Ketua Dewan Etik Daerah (DED) PKS Kota Balikpapan H. Nasrul Hamdi, LC, MA menambahkan, persatuan dan kesatuan selama ini menjadi perekat Indonesia yang berbhineka. Sementara perpecahan menjadi simbol dari kelemahan yang menjadi musuh bersama.   Nasrul menggambarkan, dahulu Indonesia pernah di jajah selama 300 tahun lamanya. "Negara kita di jajah bukan tandanya pasrah dan menikmati penjajahan, tapi di masa itu juga ada perlawanan yang di berikan," ujarnya.   Banyak peperangan kedaerahan yang terjadi di nusantara, kata dua, semua eprjuangan itu dipimpin pahlawan nasional. Artinya masyarakat Indonesia adalah para pejuang.   Namun pada awalnya, perjuangan untuk kemerdekaan telah tumbuh sejak lama, tapi belum ada persatuan. Setelah adanya kesadaran untuk bersatu dari Sabang sampai Merauke, Nusantara akhirnya bisa meraih kemerdekaan. “Ini relevan dengan firman Allah dalam surat Al Anfal ayat 45 dan 46. Perintah tuk tegar dan jangan bercerai berai. Kesabaran, persatuan, yang kuat ini juga diamalkan oleh Rasulullah Muhammad Nabi Tercinta, dalam membangun negara di Madinah dengan upaya konsolidadi semua elemen masyarakat yang majemuk dalam satu kesefahaman,” urainya.   Sosialisasi di Hotel HER yang juga dihadiri para pengurus PKS Balikpapan ini, diselenggarakan dengan menjalankan protokol kesehatan yang diterapkan kepada semua peserta yang hadir. (adv/ryn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: