Swasta Boleh Bangun Kafe di Atas Sungai Mahakam, Sudah 2 Investor Ajukan Izin

Swasta Boleh Bangun Kafe di Atas Sungai Mahakam, Sudah 2 Investor Ajukan Izin

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Sungai Mahakam memang tidak sejernih Sungai Douro di Portugal. Pun tak sebersih Sungai Thames di Inggris sana. Tapi menikmati Mahakam tetaplah menyenangkan. Walau sepanjang mata memandang hanya ada rerumahan warga dan hilir mudiknya ponton batu bara. Sungai Mahakam tetap memanjakan.

Karena itu lah, dua tahun terakhir permintaan wisatawan atas kapal wisata susur Sungai Mahakam terbilang tinggi. Tempat nongkrong di Tepian Mahakam depan kantor gubernur Kaltim pun tak pernah sepi. Terutama saat malam hari. Bergeser sedikit, ada Mahakam Lampion Garden. Yang sejak dikembangkan jadi tempat nongkrong kekinian. Makin ramai tingkat kunjungannya. Sayangnya, di daerah-daerah yang dilalui sungai terpanjang kedua di Indonesia ini. Belum ada kafe ataupun tempat makan yang didirikan di atas air. Layaknya Bontang Kuala yang jadi destinasi andalan Kota Bontang itu. Belum adanya investor yang berani membuat kafe di atas sungai sebenarnya bisa dipahami. Lantaran aturannya yang teramat njlimet. Tidak boleh sembarangan pula. Karena kerap bertabrakan dengan aturan tata ruang. Maka walau sejak 2020 lalu tingkat pertumbuhan kafe sangat tinggi di Kaltim. Belum ada yang mau bermain di ranah itu. Terlepas potensi ramainya sangat besar. Soal aturan itu, awak Disway Kaltim/nomorsatukaltim.com coba mengonfirmasi ke Kepala Bidang Angkutan Dishub Samarinda, M. Teguh Setiawardana. Apakah boleh, investor swasta membangun kafe di atas Sungai Mahakam."Boleh-boleh saja," jawabnya. "Mereka harus punya izin dulu. Lalu bagaimana desainnya, karena tidak boleh sembarangan," jelasnya kemudian. Perkara izin ini memang ditegaskan oleh Teguh. Karena butuh perlakuan khusus. Hal utama yang harus disiapkan oleh investor adalah menyiapkan lokasi dan desain bangunannya. Jika sudah ada, bisa dibawa ke Dinas Perhubungan. Untuk kemudian dicek desain awalnya. Kalau tidak sesuai kriteria, tentu tidak akan dilanjutkan prosesnya. Kriteria di sini adalah bentuk bangunan kafe di atas sungai ini. Tidak boleh menggunakan bangunan permanen. Yang tiangnya ditancapkan ke dasar Sungai Mahakam. "Tidak boleh dermaga permanen. Tapi harus dermaga apung. Karena dia harus ngikut sama naik turunnya air,” lanjutnya. Kontruksinya tidak akan jadi pertimbangan utama. Apakah menggunakan ponton apung. Atau menggunakan teknologi lainnya. Yang jelas tidak boleh ada tiang. Dan bangunan bisa mengapung mengikuti tinggi rendahnya air. Jika desain bangunan yang diajukan adalah model dermaga apung. Maka Dishub akan menurunkan tim ke lokasi pembangunan. Untuk mengecek berapa batas luasan area kafe apung itu. Juga melihat arah gerak arus Sungai Mahakam. Agar tidak menimbulkan potensi bahaya. Baik untuk kafe tersebut. Ataupun untuk pelintas sungai lainnya. Jika persyaratan utama itu bisa dipenuhi. Maka proses perizinan selanjutnya dipastikan Teguh tak akan rumit lagi. "Pintu perizinannya di Dishub dulu. Ada rekomendasi yang harus kami berikan. Ada tim yang turun mengecek langsung lokasi. Kalau layak, bisa direalisasikan," Sejauh ini, katanya, sudah ada dua investor yang coba mengajukan izin. "Panorama sudah mengajukan untuk dermaga. Biar bisa santai di atas kapal. Mungkin ada kapal wisata yang singgah di situ nanti. Hotel Harris juga sudah mengajukan," sebutnya. Untuk ajuan kafe apung milik Hotel Harris Samarinda. Dijelaskannya masih akan melalui kajian lebih jauh. Karena ada potensi benturan aturan. Lantaran di kawasan bawah Jembatan Mahakam itu. Ada putaran arus yang berbeda. "Dermaga itu harus ada UKL UPL dulu. Kita melihat arus. Jadi tidak sembarangan. Kami harus turun langsung mengecek." Di luar itu, Dishub Samarinda memastikan tak akan menghalang-halangi siapa saja yang ingin membangun destinasi wisata di atas Sungai Mahakam. Baik dari pemerintah ataupun swasta. Dishub sendiri punya wacana untuk membuat destinasi baru. Di kawasan sekitar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Selili, Samarinda. Bentuknya adalah pasar apung. Dalam desainnya, nantinya UMKM bisa menjual makanan, minuman, sayuran, buah, sampai bahan kebutuhan pokok dari atas perahu sampan. "Selama memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada. Kami tidak masalah,” tegasnya lagi. Ke depan, Dishub juga bakal membangun halte sungai. Yang bakal ditempatkan di kawasan yang bisa mengakomodir kemajuan pariwisata Sungai Mahakam. Tahun ini Dishub Samarinda mendapat bantuan halte sungai dari Kementerian Perhubungan RI. Yang akan ditempatkan di Batang Aji. Dermaga Sungai Mahakam legendaris yang terletak di Samarinda Seberang. Sengaja ditaruh di situ agar bisa memudahkan, baik wisatawan untuk mengunjungi Masjid Tua dan makam Daeng Mangkona. Ataupun pemerintah ketika perayaan HUT Samarinda. Nantinya kapal wisata bisa bersandar di halte itu jika ada rute tur wisata Masjid Tua. Lalu tahun depan, akan ada 3 halte sungai lagi yang akan dibuat. Dari sumber pendanaan yang sama. Dan akan ditempatkan di Loa Janan, Harapan Baru, dan Tepian Mahakam depan Islamic Center. Dermaga apung itu diharapkan selain untuk keperluan angkutan sungai. Juga agar bisa dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata Sungai Mahakam. (ava/eny)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: