Produksi Amplang Turun Drastis

Produksi Amplang Turun Drastis

TANJUNG REDEB, DISWAY – Industri rumahan pembuatan amplang di Kabupaten Berau, turun drastis. Berkurannya permintaan konsumen imbas pandemik COVID-19 jadi musababnya.

Diungkapkan pelaku industri rumahan pembuatan amplang, Irma, salah satu faktor menurunnya permintaan makanan ringan yang terbuat dari ikan ini, akibat masyarakat menahan bepergian selama pandemik. “Karena pasar utama kami pelaku perjalanan. Amplang inikan sebagai oleh-oleh,” ujarnya kepada Disway Berau, Minggu (31/1). Imbasnya, kata dia, omzet mengalami penurunan drastis dampak pengurangan produksi. Sekira 50 persen selama pandemik. Yang biasanya, mampu memproduksi amplang tiga kali dalam seminggu, kini hanya satu sampai dua kali produksi. Sekali produksi menghasilkan 33 kilogram amplang. Mensiasati beban operasional, produksi makanan olahan tradisional ini menyesuaikan permintaan konsumen. Selama pandemik, fokus pemasaran ke sejumlah ritel modern. “Apalagi saat ini (pandemik, red), masyarakat lebih memilih buat ampang sendiri,” tuturnya. Serupa juga disampaikan pelaku usaha lainnya, Haspia, pandemik COVID-19 sangat mempengaruhi penghasilan. "Menurun drastis. Biasanya tiga kali seminggu produksi, Kalau sekarang setengah bulan baru buat lagi. Pun produksi lalu belum habis," bebernya. Diungkapkannya, sebelum pandemik, konsumen memesan sekira Rp 300 ribu atau 30 bungkus amplang sebagai buah tangan. Kini, kata dia, tidak ada lagi pemesanan. Sebagai alternatif, pemasaran amplang miliknya menyasar sejumlah toko di pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD)."Kalau di toko, 100 bungkus habis dalam seminggu. Pembeli juga dari teman dan tetangga rumah," paparnya. *DEW

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: