Bukan Pelajar, Orang Tua Lebih Rentan Stres saat PJJ

Bukan Pelajar, Orang Tua Lebih Rentan Stres saat PJJ

BALIKPAPAN, nomorsatukaltim.com - Psikolog Sarwendah Indrarani menyebut metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak terlalu memengaruhi psikologi para pelajar. Meski berjalan berkepanjangan. Sebaliknya, orang tua yang menjadi rentan stres.

Sarwendah merujuk hasil penelitian Ikatan Psikologi Klinis (IPK) Indonesia. Penelitian dilakukan dengan melibatkan 15.304 pelajar dari tingkat SD kelas 4 sampai kelas 6. Lalu tingkat SMP, SMA dan SMK di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Penelitian rampung di akhir 2020. Dari hasil penelitian, diketahui psikologis siswa yang mengikuti belajar dari rumah relatif lebih baik. Dibandingkan mereka yang mengikuti pembelajaran tatap muka maupun metode kombinasi. Belajar dari rumah juga tidak menimbulkan stres yang lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran lainnya. "Jadi kalau IPK menyatakan untuk anak-anak tidak ada masalah jika tetap daring," ujar Sarwendah, Selasa (2/2/2021) kemarin. Menurutnya, tingkat stres untuk pendidikan sekolah, relatif sama dengan sektor-sektor lainnya. Bahkan biasanya yang lebih stres malah orang tua siswa. Sebab terkadang kurang dapat mengelola emosinya, saat mendampingi si anak dalam proses belajar mengajar di rumah. Sebagian orang tua juga merasa mendapat tugas tambahan karena harus berperan sebagai guru. Padahal peran itu sebelumnya sudah diserahkan kepada para guru di sekolah. Begitu juga dengan orang tua yang gaptek, atau gagap teknologi. Kesulitan membimbing anaknya untuk mengikuti proses belajar mengajar daring. "Memang banyak faktor ya yang memengaruhinya. Akhirnya berdampak juga pada pengasuhan. Tapi kalau orang tua baik-baik saja (menerima keadaan) anak juga akan baik-baik saja," kata dia. Selain itu, proses PJJ juga kesulitan menjangkau seluruh aspek pendidikan. Misalnya pembentukan karakter pelajar. Sehingga pada akhirnya hal itu juga dianggap menjadi tugas tambahan yang harus diajarkan para orang tua. "Pada intinya pendidikan karakter itu orang tua yang melakukan. Selama ini orang tua cenderung menyerahkan pada guru dan sekolah. Pada pandemi ini, peran itu dikembalikan pada orang tua," imbuhnya. (ryn/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: