Bikin Macet, Longsor di Jalan Trikora Belum Ada Perbaikan

Bikin Macet, Longsor di Jalan Trikora Belum Ada Perbaikan

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Sudah dua pekan terakhir longsor di Jalan Trikora, Kelurahan Mangkupalas, Samarinda Seberang memicu kemacetan parah.

Menurut warga, kepadatan lalu lintas terjadi setiap pagi dan sore. Saat jam pulang dan pergi orang bekerja. Longsor sudah terjadi sejak sekira September tahun lalu. hingga sekarang pemerintah belum menuntaskan perbaikannya. Jalur itu merupakan akses utama dari Samarinda Seberang, melalui Jalan Pattimura, menuju Jembatan Mahkota Dua, pintu Tol Balsam di Palaran, dan Jalur menuju Kecamatan Sangasanga. Longsor pertama pada September 2020 itu, menimbun seluruh badan jalan sepanjang kira-kira 20 meter. Hingga akses sempat tertutup total. Pemerintah kemudian mengeruk material longsor untuk membuka kembali jalur itu. Namun longsor kembali terjadi. Lalu dikeruk lagi, sehingga jalan dapat dilintasi dengan satu lajur. Kejadian longsor sudah berkali-kali. Otoritas berwenang hanya melakukan hal serupa. Longsor parah kembali terjadi akhir Desember 2020. Dan pola penanganan oleh otoritas masih sama. Yakni menyingkirkan material longsor dari badan jalan. Namun gelinciran tanah dari bekas bukit yang dipangkas terus terjadi secara perlahan. Hingga kondisi badan jalan kian menyempit. "Longsornya ini sudah lama, sekitar akhir tahun kemarin. Kemudian diperbaiki seadanya saja. Tapi longsor terus, sedikit demi sedikit," kata Sri Yanto, warga yang tinggal persis beberapa meter dari titik longsor, ditemui Senin (1/2/2021) kemarin. Kian parahnya penyempitan bahu jalan akibat longsor menyebabkan kemacetan sejak dua pekan terakhir. "Ada hujan deras dua minggu lalu, jadi longsor lagi, tanahnya turun perlahan-lahan," tambahnya. Menurut kesaksian Sri, kemacetan terparah terjadi ketika sore hari menjelang petang. Pukul 15.30 Wita hingga 19.00 Wita baru berangsur sepi pelintas. Juga pagi hari, pukul 07.00 Wita sampai 08.30 Wita. "Tapi yang paling parah kalau sore," katanya. Sri menuturkan, perbaikan sebenarnya dilakukan. Ada dua alat berat yang ditempatkan di sana. Namun, upaya itu hanya sekadar menggeser material longsor. Padahal menurut dia, mestinya longsoran itu diangkut ke tempat lain. "Itu sih sepertinya karena enggak ada alat angkutnya. Makanya tidak selesai-selesai perbaikannya. Karena kalau hanya ekskavator yang mengerjakan, paling cuma untuk membuka sedikit jalan agar bisa dilalui," ujarnya lagi. Kondisi kemarin sore, jalan itu hanya bisa dilalui satu lajur. Yang ukurannya pas dengan kendaraan roda 6. Karena itulah kepadatan sulit terhindarkan. Apalagi dengan perilaku pengendara. Yang cenderung tidak mau mengalah untuk antre melintas di jalan yang sempit itu. Sebenarnya, warga sekitar sudah mengambil inisiatif mengatur lalu lintas kendaraan. Sambil memungut imbalan suka rela dari pengendara. Tetapi, mereka terkadang juga tidak cukup berdaya. "Susah mas diatur, enggak ada yang mau mengalah. Apalagi yang pakai (pengendara) sepeda motor," ucap Wawan, warga sekitar Jalan Trikora yang berinisiatif mengatur arus kendaraan. Padahal Wawan tidak sendirian, ada sekitar 10 orang yang dibagi di dua titik dari arah berlawanan. Namun tetap saja mereka hanya mengatur sebisanya. "Setiap hari kami begini. Karena mau tegas sama pengendara yang ego, tidak bisa juga. Bisa-bisa malah berkelahi nanti," lanjut Wawan. Pun, tambah dia lagi, tidak ada pengurangan volume kendaraan dari hari ke hari. Sebabnya, tidak ada jalur alternatif yang cukup dekat untuk menjadi pilihan mereka yang rutin melintas. Apalagi jalan itu, akses terdekat dengan Jembatan Mahkota Dua. Jalur utama warga Kecamatan Palaran dan Samarinda Seberang untuk menyeberang Sungai Mahakam. Warga pun hanya bisa menanti perbaikan secara permanen dari pemerintah. (das/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: