IDI Balikpapan Dilema, Kesehatan Utama tapi Ekonomi Juga Penting

IDI Balikpapan Dilema, Kesehatan Utama tapi Ekonomi Juga Penting

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Pakar kesehatan dilema. Di satu sisi penanganan pandemi wajib didahulukan. Namun di sisi lain segala kebijakan COVID-19 yang kini diterapkan, berbenturan dengan aspek sosial dan ekonomi masyarakat.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Balikpapan Dradjat Witjaksono menyebut ia lebih memilih supaya kesehatan didahulukan.  Jika diminta untuk memilih antara kesehatan atau perekonomian. Berita terkait: Lonjakan Kasus COVID-19 di Balikpapan karena Mutasi Virus "Karena jika masyarakat tidak sehat maka ekonominya juga akan terganggu. Memang ini dilema. Dua-duanya penting," ujarnya, saat dihubungi, Minggu (31/1/2021). Ia menilai baik IDI maupun Satgas Penanganan COVID-19 Balikpapan, akan melakukan segala upaya untuk mengendalikan pandemi. "Beberapa minggu kita berlakukan PPKM kurang efektif gitu ya, tapi enggak apa-apa. Apapun pokoknya harus kita lakukan. Kita tidak bisa diam saja," katanya. Apa yang dilakukan satgas, kata Dradjat, merupakan langkah-langkah baru dalam menghadapi pandemi. Pengalaman baru ini harus dibarengi dengan sosialasi edukasi yang lebih intens. Agar masyarakat bisa menyesuaikan adaptasi di era yang baru. "Masih banyak anak muda yang tidak mematuhi protokol kesehatan," katanya. Berita terkait: PPKM Tak Berdampak, Rizal Effendi: Semua Upaya Harus Kita Coba Dradjat juga tidak memungkiri adanya perubahan atau mutasi pada SARS Cov-19, menjadi bentuk yang baru. Yang lebih cepat penularannya. "Virus itu akan bermutasi terus. Tapi selama kita menjaga diri dengan protokol kesehatan, insyaallah nggak akan berkembang mutasi itu," urainya. Menurutnya, harapan terakhir dari pengalaman pahit menghadapi pandemi yakni vaksinasi. Dradjat berpendapat mutasi masih bisa dihalangi dengan upaya vaksinasi. Proses vaksinasi di kalangan tenaga kesehatan yang kini berjalan dinilainya sudah sangat baik. Ia melihat mudah bagi pemerintah untuk melakukan vaksinasi selanjutnya. Yang menyasar para aparat TNI dan Polri serta organisasi seperti PMI. Namun yang dikhawatirkannya yakni upaya untuk meyakinkan masyarakat terhadap vaksin. "Masyarakat umum ini yang harus betul-betul kita edukasi," katanya. Meski sampai saat ini belum ada upaya tepat dan efektif dalam menurunkan angka positif COVID-19, namun ia menitikberatkan tiga langkah yang mesti diutamakan. Yakni penerapan 5M, vaksinasi, dan testing, tracking, treatment (3T). "Semakin banyak yang diperiksa, semakin baik," katanya. (ryn/eny)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: