Pangdam VI Mulawarman Terima Suntikan Kedua Vaksin COVID-19
Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Kedatangan sosok Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Heri Wiranto menjadi sorotan saat tiba di aula Kesdam VI Mulawarman, Kamis (28/1/2021), di tengah giat pemberian vaksin COVID-19 kepada sejumlah tenaga kesehatan (nakes).
Rupanya dalam giat tersebut, Mayjen TNI Heri turut menerima vaksin untuk yang kedua kali. Setelah sebelumnya mendapatkan vaksin pada Kamis (14/1/2021) lalu di Samarinda. Sekitar pukul 09.20 Wita, Panglima mulai duduk di kursi yang memang disediakan bagi penerima vaksin. Mayjen TNI Heri sendiri merupakan orang kedua yang mendapatkan vaksin, setelah Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun. Saat disuntik vaksin tepat di lengan kirinya, sesekali ia tampak memejamkan mata. Pada awak media yang menunggu tepat di depannya, ia kemudian mengacungkan jempol kanan di depan kamera. Selang hitungan menit, proses vaksinasi selesai. Mayjen TNI Heri lantas beranjak dari kursi vaksinasi ke meja 4. Yakni meja untuk pendataan. Mayjen TNI Heri sendiri, usai vaksin kedua ini, tidak merasakan kejanggalan apapun di tubuhnya. Persis usai vaksin pertama sebelumnya. Ia justru merasa porsi makan yang bertambah dan suasana tidur yang kian pulas. Meski demikian, jika ada rasa pegal, menurutnya itu hal biasa. Lantaran ada suntikan yang mengarah ke otot, menurutnya tentu menyisakan efek yang sedikit keram. "Tapi setelah itu juga tidak apa. Kalau yang ini malah enggak terasa apa-apa. Semua nyaman saja," ujar Mayjen TNI Heri. Ia mengharapkan agar masyarakat tidak mudah terpancing oleh statement tak berdasar di kebanyakan media sosial. "Tapi yang jelas, data ilmiah, data medis, keterangan tenaga medis yang paling utama yang harus kita ikuti," jelasnya. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun juga menerima penyuntikan vaksin untuk yang kedua kalinya. Ia mengaku tidak merasakan efek signifikan yang mengarah ke negatif. Bahkan dirinya pun tidak merasakan apapun. Oleh sebab itu, Samsun mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terhasut oleh kabar burung yang beredar di banyak media sosial. "Kalau ada yang bilang habis disuntik kemudian kejang-kejang, itu hoaks. Kalau ada yang habis disuntik vaksin kemudian beberapa meninggal dunia, itu juga hoaks," ujarnya. Sebab menurutnya, vaksin Sinovac yang masuk ke Indonesia telah melalui uji klinis dan telah mendapat sertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia. Meski demikian, ia menyimpulkan dinamika masyarakat kali ini harusnya bukan cenderung percaya kepada hoaks soal dampak vaksin. Melainkan harusnya bertanya-tanya mengenai waktu vaksinasi bagi masyarakat pada umumnya. Ia kembali menegaskan, vaksin COVID-19 sendiri bisa diberikan kepada masyarakat luas lantaran MUI telah memberikan fatwa. "Yang berhak mengeluarkan bahwa itu (vaksin) halal di Indonesia adalah MUI," tutupnya. (bom/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: