15 Sekolah di Samarinda Akan Belajar Tatap Muka

15 Sekolah di Samarinda Akan Belajar Tatap Muka

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Dinas Pendidikan (Disdik) berencana akan membuka Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada 15 sekolah yang berada di pinggiran Kota Tepian.

PTM ditargetkan mulai direalisasikan secepatnya. Segera setelah semuanya siap. 15 sekolah itu terdiri dari jenjang taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) yang menjadi wewenang Disdik Samarinda. "Kita tunggu saja, ada 15 sekolah yang masih kita proses," Kata Kepala Dinas Pendidikan Samarinda, Asli Nuryadin, ditemui di kantornya, Senin (25/1). Sekolah-sekolah tersebut akan menjadi percontohan atau uji coba dalam menggelar PTM di masa pandemi ini. Disdik menyebutnya sebagai sekolah tangguh COVID-19. Rencana ini menurut Kadisdik sudah sejalan dengan anjuran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim. Yang baru-baru ini menyarankan pemerintah daerah untuk membuka sekolah tatap muka. Terutama sekolah yang berada di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Pertimbangan utama untuk memberikan izin pada sekolah-sekolah tersebut, kata Kadisdik, yakni letak geografis. Karena berada di pinggiran kota. Dan minim kontak dengan penduduk di perkotaan. Sehingga dinilai bisa mengurangi risiko terpapar COVID-19. Pertimbangan lainnya, ialah kesulitan siswa di wilayah tersebut untuk mengakses jaringan internet. Sebagai komponen pendukung utama metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). "Itu akan kita perjuangkan supaya bisa diberikan izin wali kota," tegas Asli Nuryadin. Sekolah-sekolah yang terdiri dari sekolah swasta dan negeri itu, di antaranya berada di Dusun Berambai di Kecamatan Samarinda Utara, Kelurahan Makroman di Kecamatan Sambutan dan Kelurahan Bantuas di Kecamatan Palaran. "Rata-rata sekolah di pinggir lah, saya juga kurang hafal. Intinya kurang lebih 15 sekolah," imbuh Nuryadin. Mulai besok, Disdik akan mulai memanggil masing-masing kepala sekolah itu. Untuk memastikan mereka benar-benar siap menerapkan protokol kesehatan ketat. Setelah itu, Disdik akan mengomunikasikan kesiapan itu ke wali kota. Sebab wali kota yang akan memberikan lampu hijau atau merah. Namun  Disdik menarget akan merealisasikan secepatnya. Selain itu, para siswa yang akan mengikuti PTM harus sudah mendapat restu dari orang tua masing-masing. Hal itu, merujuk pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri. "Kalau orang tua tidak mengizinkan, tentu tidak bisa kita paksakan. Semua tergantung dari orang tua. Jadi tidak usah kita gaduh atau repot. Karena kalau orang tua tidak mengizinkan, tidak usah disuruh anaknya sekolah. Tidak akan ada sanksi," jelasnya lagi. Meskipun siswa di wilayah itu tidak mengikuti PTM. Mereka tetap akan diberikan  tugas-tugas sesuai metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.  "Kalau memang mau bertatap muka silakan bertanda-tangan di surat pernyataan," tukasnya. Menjawab pertanyaan mengenai apakah guru akan di swab antigen terlebih dahulu. Kadisdik menjawab belum membahas hal itu. Namun guru tetap akan dipastikan dalam kondisi sehat. "Kita berharap juga, mudah-mudahan vaksinasi cepat merata," pungkasnya. (das/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: