Kalah Lawan MU, Mau Bilang Apa Lagi, Klopp?
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Jurgen Klopp benar-benar kehabisan kata-kata atas kekalahan timnya dari sang rival, Manchester United. Penalti yang dikhawatirkan Klopp tak benar-benar terjadi. Permainan defensif MU juga tak nampak lagi. Pria Jerman akhirnya mengakui kekalahan tanpa banyak alasan.
Dalam 7 hari terakhir. Duel bertajuk Derby North West antara Manchester United dan Liverpool terjadi dua kali. Tanggal 18 Januari lalu, pertandingan MU vs Liverpool berakhir imbang pada lanjutan Liga Inggris. Enam hari berselang, kedua tim bertemu lagi di babak keempat Piala FA. Kali ini, pertandingan berlangsung seru diwarnai 5 gol dari kedua kubu. Manchester United berhak menang dengan skor 3-2.
Liverpool sebenarnya mampu unggul lebih dulu. Pada menit ke-18, umpan terobosan Firminho ke sisi kanan pertahanan United bisa diselesaikan dengan dingin oleh Salah. Tanpa kesulitan, pemain Mesir itu lepas dari kawalan Shaw dan Lindelof untuk kemudian menaklukkan Dean Henderson.
Tapi keunggulan itu tak berlangsung lama. Karena Greenwood mampu memperdayai Allison usai menerima umpan silang panjang dari Rashford pada menit ke-26. Gol itu sekaligus menjadi penanda bahwa babak pertama yang seru itu berakhir dengan skor 1-1.
Tiga menit awal babak kedua. Marcus Rashford mencatatkan dirinya di papan skor untuk membawa timnya berbalik unggul. Rashy berhasil mencetak gol setelah mendapat sodoran bola terobosan dari Greenwood.
Laga berlangsung semakin panas karena sepuluh menit berselang. Liverpool mampu menyamakan kedudukan. Lagi-lagi asis Firminho menjadi sebab gol balasan itu yang mampu dilesakkan oleh Salah. Skor imbang 2-2.
Kedua pelatih lalu berusaha merubah laga. Mane dimasukkan untuk menggantikan Wijnaldum. Liverpool ingin bermain lebih menyerang. Sementara MU memasukkan Fred untuk menggantikan Greenwood. Dan Bruno Fernandes untuk menggantikan Van de Beek.
Menit ke-78. Bruno Fernandes memiliki peluang bagus. Ia mengambil tendangan bebas dari jarak dan sudut ideal. Bukan mengarahkan bola ke sudut yang lazim. Yang dijaga oleh beberapa pemain Liverpool itu. Fernandes justru menjauhkan bola dari pagar betis. Mengincar sisi kiri gawang Allison. Dan, boom! Gol, MU unggul 3-2. Dan pada akhirnya mereka menang dengan skor yang sama. Liverpool gugur dari Piala FA untuk kesekian kalinya.
*
Dua pekan lalu. Sebelum laga MU vs Liverpool di lanjutan Liga Inggris. Klopp sudah melakukan perang urang syaraf. Ia mengeluhkan calon lawannya yang terlalu sering mendapat hadiah penalti dari wasit. Yang ia bilang jumlah penalti MU di era Solksjaer lebih banyak ketimbang yang ia dapat selama menukangi Liverpool.
Komentarnya itu memancing fans kedua tim untuk keluar. Turut mengomentari. Saling perang argument. Sehari selanjutnya Ole buka suara. Ia bilang kalau itu cuma akal-akalannya Jurgen Klopp saja untuk mempengaruhi wasit yang memimpin laga kedua tim.
Agar wasit tertekan dan tidak dengan mudah memberi hadiah penalti pada kedua tim. Terutama MU.
Pada akhirnya memang tak ada penalti di laga yang berkesudahan 0-0 itu. Tapi Klopp yang tak puas dengan hasil imbang itu. Kembali protes. Bukan masalah keputusan wasit. Tapi eks pelatih Dortmund itu mengkritik pilihan taktik Ole. Yang menerapkan pertahanan berlapis. Sehingga membuat para penyerangnya mati kutu.
Di laga itu, MU memang nyaris sepanjang laga bermain pasif. Banyak bertahan dan baru akan benar-benar menyerang ketika punya peluang. Di satu sisi, Liverpool tak pernah ingin memberi napas bagi pemain MU.
Mereka selalu melakukan pressing sedari David de Gea mulai mengoper rekannya untuk memulai serangan. Walau begitu, kalau dilihat dari apa yang terjadi di lapangan. MU harusnya yang rugi atas hasil imbang itu. Karena mereka punya peluang lebih banyak pada babak kedua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: