Anak Tega Aniaya Ayahnya karena Tak Bisa Membeli Sabu
Samarinda, NomorSatuKaltim.com - Perilaku Junaidi (22) memang sudah kelewat batas. Akibat sakau karena tak bisa mengonsumsi sabu, pemuda itu sampai berperilaku durhaka kepada ayah kandungnya sendiri. Tindakannya itu dipicu hanya karena sang ayah yang tak bisa memberikannya uang untuk membeli sabu.
Junaidi yang sudah lama ini menjadi budak kristal mematikan itu, lantas menjadi gelap mata. Diambilnya sebilah parang, lalu ditodongkannya kepada sang ayah yang kini sudah berusia 70 tahun tersebut. Beruntung aksinya itu diketahui oleh warga setempat dan langsung menghentikan tindakan brutalnya itu. Pemuda yang kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan itu pun berhasil ditangkap warga yang geram. Guna menghindari amukan warga, Junaidi lalu dibawa ke Pos Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Pelita. "Setelah itu kami segera ke TKP dan kami amankan pelaku ke pos FKPM Pelita. Untuk menghindari amukan warga sekitar yang geram mengetahui seorang anak tega menganiaya ayahnya sendiri," ucap Marno Mukti Ketua FKPM Pelita ketika dikonfirmasi Kamis malam (21/1/2021). Lanjut Marno mengatakan, kejadian itu terjadi di kediaman korban yang terletak di Jalan Lambung Mangkurat, Gang Ar-rahman, Kecamatan Samarinda Ilir, Rabu malam (20/1/2021) lalu, pukul 20.00 Wita. Pelaku yang sebelumnya ditangkap pihaknya itu, kini telah diserahkan ke Polsek Samarinda Kota guna diproses hukum. "Dari hasil pemeriksaan pelaku ini ternyata menggunakan sabu, sehingga saat pelaku sakau maka ayahnya ini menjadi pelampiasan kemarahan oleh pelaku," imbuhnya. Marno menyampaikan, dari hasil pemeriksaan, diketahui kalau pelaku bertubuh kurus ini kerap menganiaya korban yang tak lain adalah ayahnya sendiri, apabila sudah sakau karena sabu. Pihak keluarga yang geram akan perilaku kasar si Junaidi, lantas meminta agar pelaku diproses hukum. "Pihak keluarga juga mengatakan kalau pelaku ini bukan kali ini saja berperilaku kasar kepada ayahnya ini. Sudah sering. Jadi pihak keluarga ingin tetap melanjutkan kasus ini ke jalur hukum," ungkapnya. Kepada media ini, korban membenarkan kalau dirinya kerap menerima tindakan kasar dari anaknya sendiri. Bila sudah sakau karena sabu, Junaidi akan memiting lehernya. "Juga pernah dijewer kuping saya, kepala saya juga kadang dijitak, bahkan dipukul," ungkap pria paruh baya tersebut. Menurut korban, ia memang hanya berdua saja tinggal di rumah karena istrinya sudah meninggal sejak 20 tahun yang lalu. Dan kedua saudari Junaidi saat ini sudah berumah tangga, sehingga semuanya ikut dengan suaminya masing-masing. Korban mengaku kerap kali mendapat perlakuan kasar dari anak laki-lakinya, bahkan sampai mengancamnya menggunakan senjata tajam. “Saya juga sering tidak tahu apa masalahnya, dia (pelaku) sering marah-marah tidak jelas. Bahkan tadi siang dia mengancam saya menggunakan parang, padahal saya sudah membelikan lauk untuk dia makan. Hal ini saya alami bukan yang pertama kalinya, saya juga sering dicekik menggunakan lengan (dipiting) bahkan diancam menggunakan pisau dapur dan palu," imbuhnya dengan mata berkaca-kaca. Sementara itu, Junaidi yang ditemui media ini mengakui semua perbuatannya itu. Mengaku khilaf karena telah lama ini mengonsumsi sabu. "Iya sudah lama gunakan sabu, biasanya dikasih sama teman. Saya enggak sadar juga bisa lakukan itu, mungkin saya kerasukan. Kalau piting Abah (ayah) baru dua kali," singkatnya. Kendati telah mengaku menyesal, namun Junaidi tetap dibawa ke Mapolsek Samarinda Kota guna ditindaklanjuti lebih lanjut oleh kepolisian. "Kami FKPM Pelita segera mengarahkan dan mendampingi korban untuk segera membuat laporan resmi ke Polsek Samarinda Kota, guna melanjutkan kasus tersebut ke proses hukum yang berlaku," tandasnya. (aaa/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: