Perjuangan Pemkot Samarinda Berperang Melawan COVID-19
Samarinda, nomorsatukaltim.com - Begitu besar tantangan yang harus dihadapi Syaharie Jaang-Nusyirwan Ismail selama dua periode menjabat wali kota Samarinda. Di awal kepemimpinan, mereka berjumpa dengan defisit anggaran, baik periode pertama maupun kedua.
Berkat dukungan dan kinerja seluruh jajaran di lingkungan Pemkot Samarinda masalah itu dapat diatasi dengan baik. Kini, saat hendak mengakhiri jabatannya bersama Barkati, dihadapkan persoalan global pandemi COVID-19. Namun Syaharie Jaang tetap semangat. Karena memiliki tanggung jawab atas amanah yang diembannya. Berbagai program untuk memerangi COVID-19 berserta efek dominonya dihadapi. Meskipun ada pemotongan anggaran dan re-focusing anggaran dari Pemerintah Pusat sehingga bergerak dengan terbatas. Karena berbagai tantangan sudah biasa dihadapinya, kembali pada kondisi sulit mendapat dukungan dari lintas masyarakat. Yang memberikan berbagai bentuk bantuan meringankan beban masyarakat dan juga tenaga medis. Termasuk memotong Tunjangan Tambahan Penghasilan (TTP) para ASN untuk disumbangkan kepada masyarakat. Melalui anggaran khusus penanganan COVID-19, Pemkot Samarinda menyalurkan paket sembako langsung ke rumah. Untuk tahap pertama sebanyak 34.000 paket dan tahap kedua 77.000 paket sembako. Untuk berbagi kepada pedagang kecil, Pemkot membeli dengan pedagang-pedagang di pasar secara merata. Begitu pula untuk membagikannya, menggunakan jasa ojek online. Selain kepada warga, juga disalurkan untuk lansia, pengemudi ojek online, mahasiswa yang berdiam sementara di Samarinda, para santri dan kaum masjid. Termasuk juga penjaga gereja, serta rumah ibadah lainnya. Semua paket sembako tersebut diambil dari anggaran sisa APBD Kota Samarinda. Sedangkan paket untuk kaum masjid dan penjaga gereja diambil dari dana infak pegawai Pemkot Samarinda. Adapun dari kebijakan pemotongan TTP Pejabat dan Staf PNS Pemkot Samarinda menjadi paket sembako untuk 400-an wakar dan cleaning service semua OPD. Dan 1.207 paket sembako untuk marbot masjid dan penjaga rumah ibadah lainnya. Kemudian Syaharie Jaang juga mengeluarkan kebijakan menggratiskan tagihan rekening PDAM bagi rumah ibadah atau kelompok sosial dan rumah golongan D1, untuk pemakaian 10 kubik pertama selama dua bulan. Adapun jumlah pelanggan kategori rumah tangga D1 sebanyak 40.919 SR dan kategori pelanggan kelompok sosial 1.169 SR. Tak hanya itu. Lebih 100 ribu masker juga dibagikan Pemkot Samarinda untuk warganya. Menariknya, masker yang dibagikan pun bukan dibeli di luar pulau atau dari industri besar. Tapi dari penjahit rumahan maupun konveksi yang memperkerjakan warga sekitar. Demi membantu mereka selama merosotnya perekonomian di masa masa pandemi COVID-19. Bentuk keseriusan penanganan COVID-19 di kota Samarinda juga ditunjukan dengan membeli mobil Polymerase Chain Reaction (PCR). Dimana mobil ini mampu menghasilkan 16 sampel dalam satu jam. Tak hanya itu, Pemkot juga membangun Laboratorium Kesehatan Daerah, dimana PCR-nya mampu membaca 96 sample dalam 6 jam. "Begitu pula Pusat Karantina di Sungai Siring pun semakin memperkuat keseriusan Pemkot," tutupnya. (adv/top/boy)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: