Balikpapan Berharap PAD Membaik di Triwulan II

Balikpapan Berharap PAD Membaik di Triwulan II

Peningkatan kasus COVID-19 bisa berdampak bagi proyeksi capaian target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Balikpapan tahun ini.

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Peningkatan kasus COVID-19 di awal 2021 menjadi petaka bagi pelaku usaha. Kebijakan seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), mempengaruhi perekonomian di triwulan pertama. Ketua Komisi II DPRD Balikpapan Haris menyebut kondisi ini berdampak bagi proyeksi capaian target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun ini. Yang ditarget mencapai Rp 692 miliar. Menurutnya, setiap perangkat daerah terkait, mesti memiliki inovasi untuk mengejar target PAD di triwulan kedua dan ketiga. Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Balikpapan melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP), baru-baru ini. "Sehingga pasti ada dampak. OPD kerja keras, untuk mencapai target itu," ujarnya, saat ditemui, Rabu (20/1). Ia menyebut, kondisi perekonomian di 2021 berbeda dengan yang dialami tahun lalu. Sebab pembatasan-pembatasan dilakukan mulai April. Sehingga saat itu sejumlah objek pajak sudah mengantongi sekian persen dari target PAD 2020. "Saat itu masih bagus. Kan setiap tahun kita bisa dapat pemasukan Rp 35 miliar. Karena ini COVID-19 dihitung sejak Januari, maka pastinya berdampak. Apa lagi dengan pemberlakuan PPKM," katanya. Menurut politisi PDI Perjuangan itu, selama PPKM, aktivitas pelaku usaha terbatas. Sehingga mempengaruhi pemasukan Wajib Pajak (WP) di bidang bisnis restoran, perhotelan dan hiburan. Sementara pendapatan dari pajak daerah seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tidak terpengaruh COVID-19 secara langsung. Namun secara bisnis, pengaruhnya besar. Misalnya bisnis properti. "Dengan kondisi dampak pandemi. Belum tentu juga ada yang beli," terangnya.   Namun menurutnya, yang paling merasakan dampak dari pandemi di awal tahun yakni sektor pariwisata. Apa lagi target PAD dari sektor pariwisata meningkat di 2021. "Di tahun lalu itu target dari pariwisata Rp 4 miliar. Dan pajak dari tempat-tempat rekreasi itu tercapai. Sekarang (target PAD 2021) menjadi Rp 4,6 miliar," ungkapnya. Ia menilai, belum melihat tanda-tanda kebangkitan sektor pariwisata di triwulan pertama. Sebab objek pariwisata masih ditutup sementara. Sejumlah kebijakan juga belum mendukung kebangkitan sektor pariwisata. "Kita optimis saja dulu. Siapa tahu tidak tercapainya di triwulan pertama, bisa tercapai di triwulan kedua, saat kondisi COVID-19 sudah menurun," katanya. Apa lagi pemerintah daerah, katanya, juga sudah mempersiapkan vaksinasi untuk menangkal laju peningkatan kasus positif COVID-19. Jika tidak ada aral melintang, vaksinasi mulai dilakukan Februari 2021. "Siapa tahu vaksinasi selesai di bulan lima. Maka aktivitas perekonomian sudah bisa kembali berjalan normal," imbuhnya. (ryn/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: