Baru Satu Wakil Rakyat yang Mendaftar Vaksinasi

Baru Satu Wakil Rakyat yang Mendaftar Vaksinasi

Samarinda, Nomorsatukaltim.com - Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Ismid Kusasih membantah sepinya pendaftar vaksinasi COVID-19 karena minimnya sosialisasi dan publikasi. Menurutnya, upaya itu telah dilakukan jauh hari oleh Diskes dan Diskominfo.

Publikasi, katanya, dilakukan melalui media sosial. Dan bahkan wali kota telah mengeluarkan surat edaran untuk mengajak masyarakat mendaftar. Diskes juga telah menyosialisasikan dan membuka pendaftaran melalui jaringan fasilitas pelayanan kesehatan, katanya. "Enggak juga. Antusiasme sudah mulai tinggi, kok," ujar Ismid Kusasih, Jumat (15/1). Terlebih lagi, kata dia, beberapa hari sebelum vaksinasi pertama dilakukan di Kaltim, animo masyarakat mendaftar kian meningkat."Apalagi Bapak Presiden sudah menjadi orang pertama divaksin," sebutnya. Menurut data Dinas Komunikasi dan Informasi Samarinda, hingga Jumat 15 Januari 2021, jumlah pendaftar telah mencapai 4.811 orang. Terdiri dari berbagai macam komponen masyarakat. Unsur legislatif diketahui paling sedikit, hanya 1 pendaftar. Dari 20 komponen pendaftar yang terdata. Sebagian lainnya, masyarakat umum diketahui sebanyak 2.848 orang, pelaku perekonomian 165 orang, petugas pelayanan publik 232 orang, TNI/Polri 14 orang dan tokoh masyarakat/agama 31 orang. Sementara itu, Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim Swandari Paramita menjawab hal tersebut sebagai hal yang wajar. Dia bilang, wajar kalau masyarakat belum tahu informasi detail tentang vaksinasi COVID-19. Karena memang belum ada sosialisasi secara umum. Swandari mengatakan, secara teknis pun, tenaga kesehatan (nakes) yang divaksin tahap awal, belum bisa memastikan kalau vaksinasi akan dilakukan cepat. Para nakes, kata Swandari, baru memerkirakan vaksinasi cepat dilakukan, setelah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dilantik. "Jadi hitungannya per satu Januari, baru mulai perencanaan. Dan tanggal 13 sudah penyuntikan ke Presiden. Itu termasuk cepat," kata pengajar di Fakultas Kedokteran Unmul itu. Dia menjelaskan, karena tahap awal yang divaksin adalah nakes. Maka fokus sosialisasi juga dilakukan hanya ke nakes. Setelah vaksinasi ke nakes dilakukan. Baru akan dimulai pelan-pelan sosialisasi tahap berikutnya ke masyarakat. Swandari juga meyakini, dengan penyuntikan pertama kepada presiden, akan membantu mengubah persepsi masyarakat. "Bahwa, oh itu Pak Jokowi sudah disuntik. Sehingga kalau sekarang diminta mendaftar, mungkin kondisinya sudah berubah. Karena sudah melihat ada role model. Apalagi jajaran birokrat di Kaltim juga sudah divaksin. Itu juga akan dilihat masyarakat. Sehingga kita harapkan mulai mendaftar," ujarnya. Namun demikian, lanjut Swandari, sosialisasi sebenarnya sudah dilakukan secara tidak langsung. Melalui berbagai grup-grup percakapan pesana instan, sosial media, dan website resmi satgas covid. "Tapi memang kita pahami perlu waktu untuk menyosialisasikan ke semua pihak. Kita baru dikasih waktu dua minggu untuk bergerak. Masih fokus di nakes dulu. Pelan-pelan lah. Sabarlah. Kita akan menjangkau untuk sosialisasi ke masyarakat dan banyak pihak. Karena nanti masyarakat kan masuk fase berikutnya untuk penerima vaksin. Kita selesaikan di nakes dulu untuk dua bulan ini," jelas Swandari. (das/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: