Simbol Alamo

Simbol Alamo

Kelak, kalau ke Amerika lagi, saya akan banyak diskusi soal irasionalitas di tengah masyarakat rasional.

Sekalian sebagai pengharapan agar Covid-19 yang menimpa saya ini bisa teratasi. Terutama besok atau lusa. Ketika umumnya itu memasuki  puncak munculnya symptom.

Sampai tadi malam sih masih tetap baik.
Bahkan perut saya terasa amat nyaman –很舒服。

Makan saya banyak. Sangat lahap: dapat kiriman dari istri, sop iga. Tanpa sambal. Sampai, saya rasa, berat badan ini naik: praktis tidak bergerak sama sekali. Membaca-membaca-membaca. Menulis-menulis-menulis. Membaca lagi. Menulis lagi.

Saya terkurung. Tapi masih bisa melihat Trump.
Trump terkepung. Tanpa Twitter, tanpa Facebook. Tanpa Instagram. Dan tanpa YouTube.

Trump diblokir dari Medsos. Padahal itulah senjata utamanya selama 5 tahun terakhir.

Kini Trump kehilangan corong komando untuk pendukungnya. Ia seperti komandan pasukan yang tiba-tiba kehilangan suara di kerongkongannya.
Maka ia pergi ke Alamo. Kemarin. Itu perbatasan Amerika dengan Meksiko. Untuk melihat proyek prestisiusnya: tembok perbatasan yang ia bangun. Sepanjang lebih 500 km.

Mungkin ia sengaja pilih Alamo –bukan perbatasan dengan Meksiko yang lain. Sebagai sinyal politik: ia akan terus memberikan perlawanan seperti Alamo di tahun 1830.

Kala itu tentara Republik Texas di Alamo dikepung tentara Meksiko. Tujuh hari. Tanpa logistik.

Minta bantuan ke Amerika Serikat tidak dilayani. AS punya perjanjian khusus dengan Meksiko: suatu saat akan membeli Republik Texas.
Semua tentara Texas mati. Yang mencoba menyerah pun dibunuh. Tapi lebih banyak lagi tentara Meksiko yang mati.

Alamo dianggap legenda patriotisme Texas nomor 1.
Legenda Alamo –kini lebih dikenal sebagai merek mobil sewaan– akan dibangkitkan lagi oleh Trump.

Jangan-jangan –setelah pindah dari New York ke Florida– Trump akan pindah lagi ke sini. Ke Texas.
Jadi cowboy Texas. (*)

sumber: disway.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: