TPK Hotel November Naik 3,42 Poin

TPK Hotel November Naik 3,42 Poin

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Kalimantan Timur (Kaltim) November 2020 lalu sebesar 54,76 persen. Angka ini mengalami kenaikan 3,42 poin jika dibanding TPK di Juli 2020. Yaitu dari 51,34 persen menjadi 54,76 persen. Sementara itu, jika dibandingkan November 2019 (yoy), terjadi penurunan sebesar 9,61 poin.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Anggoro Dwitjahyono, jika dilihat menurut klasifikasinya, pada November lalu hotel berbintang 4 mengalami raihan TPK tertinggi. Yaitu mencapai 60,42 persen. "Sedangkan TPK terendah terjadi pada hotel berbintang 1 yaitu hanya 7,61 persen," ungkapnya, Selasa (12/1/). Untuk hotel berbintang 2, berbintang 3 dan berbintang 5 mencatat TPK masing-masing sebesar 47,35 persen, 54,34 persen, dan 58,23 persen. Jika dibandingkan periode sama 2019, mengalami penurunan sebesar 13,57 poin. Yaitu dari 71,80 persen di November 2019 menjadi 58,23 persen di November 2020 (yoy). Secara umum, rata-rata lama menginap tamu pada hotel berbintang selama November 2020 mengalami penurunan sebesar 0,11 hari. Dari rata-rata lama tamu menginap di Oktober 2020 (mom). "November tercatat di rata-rata 1,53 hari," katanya. Kemudian, rata-rata lama menginap tamu mancanegara di November 2020 jika dibandingkan dengan Oktober 2020 (mom), mengalami penurunan sebesar 0,47 hari. Sedangkan, pada rata-rata lama menginap tamu nusantara, mengalami penurunan sebesar 0,11 hari. Apabila diamati, dari perkembangan rata-rata lama menginap tamu setiap bulannya pada hotel berbintang dalam kurun waktu November 2019 – November 2020 (yoy), maka rata-rata lama menginap tamu pada Juni 2020 adalah raihan rata-rata lama menginap tamu paling tinggi. Yaitu sebesar 2.10 hari. Sedangkan di Mei 2020, menjadi rata-rata lama menginap tamu paling rendah pada kurun waktu tersebut. Yaitu sebesar 1,35 hari. Lebih lanjut, jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) yang berkunjung ke Kaltim, untuk November 2020 lalu, tercatat sebanyak 15 kunjungan. Yang berarti mengalami kenaikan 14 kunjungan. "Jika dibanding bulan Oktober 2020, tercatat hanya 1 kunjungan," sambungnya. Anggoro Dwitjahyono menyampaikan, jumlah wisman pada November 2020 jika dibandingkan dengan November 2019 (yoy) mengalami penurunan 238 kunjungan. Menurut asal regional negara wisman yang berkunjung ke Kaltim pada November 2020, didominasi oleh wisatawan asal Asean. Ia menuturkan, peranan regional Asean tersebut mencapai 100 persen. Terhadap total kunjungan wisman November lalu. "Sedangkan untuk regional lain seperti Afrika, Oceania, Amerika, dan Eropa, tidak ada kunjungan wisman dari wilayah tersebut," tegas Anggoro. Sekretaris Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim Muhammad Zulkifli menyampaikan hal senada. Baginya kenaikan TPK wajar saja terjadi karena masa akhir tahun. Di mana masyarakat banyak menghabiskan waktu berlibur. Walaupun harus dengan protokol kesehatan (prokes) ketat. Tapi jika perbandingan yoy di bulan yang sama, bagi Muhammad Zulkifli hal itu juga wajar terjadi. Lantaran pandemi. Di mana pelaku usaha perhotelan juga mengeluhkan memang penurunan drastis terjadi. Soal hotel berbintang 4 yang mengalami raihan TPK tertinggi, kata dia, hal tersebut tak lain karena promo. Serta tawaran lain yang dilakukan pelaku usaha perhotelan itu sendiri. Kemudian penerapan prokes juga menjadi nilai tambah. "Kenyamanan ditawarkan, prokes dijalankan, tentu wajar jika kemudian raihan (TPK) tertinggi dari mereka," ujarnya. Tapi kata Zulkifli lagi, untuk penerapan prokes dari hotel berbintang 5 sampai 1, kemudian untuk restoran se-Kaltim, rata-rata semuanya sudah memiliki sertifikat. Sertifikat dimaksud ialah Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Kemudian mengenai rata-rata menginap tamu yang paling tertinggi terjadi di Juni, kata Zulkifli itu karena kebijakan normal baru diterapkan. Sedikit banyaknya memberikan dampak kepada perhotelan. "Tapi ya peningkatan itu juga tidak maksimal," terangnya. Soal kunjungan wisman Zulkifli mengatakan belum maksimal. Karena biasanya kunjungan wisman bisa ratusan. "14 kunjungan (wisman) juga sudah kita syukuri," celetuknya. Baginya wajar jika kunjungan wisman hanya berasal dari regional Asean. Karena kunjungan wisman dari negara lain memang dibatasi. Ia membeberkan mungkin saja kunjungan tersebut hanya berasal dari masyarakat domestik. Atau warga lokal Kaltim saja. "Seperti di Jawa-Bali, PSBB saja kembali dilakukan, ya dampaknya luar biasa. Rekan-rekan PHRI di sana harus berpikir bagaimana mendapatkan penghasilan tambahan," pungkasnya mengakhiri. (nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: