Bocah 13 Tahun Hanyut di Sungai Karang Mumus, Pencarian Dilanjutkan Besok Pagi
SAMARINDA, nomorsatukaltim.com – Sungai Karang Mumus (SKM) kembali memakan korban. Seorang bocah berusia 13 tahun hanyut dibawa arus saat sedang berenang bersama rekan sebayanya. Kejadian itu berada di SKM segmen Jalan Kesehatan Dalam, Temindung, Sungai Pinang, Minggu (10/1/2021) siang.
Dari informasi yang dihimpun, korban Aldifin Syahreza (13) diketahui hilang tenggelam akibat terseret arus SKM yang mengalami peningkatan debit air pasca hujan. Disebutkan, tenggelamnya bocah 13 tahun itu terjadi sekitar pukul 13.00 Wita. Saat itu, korban bersama adik dan tiga temannya, sedang bermain air di samping rumah tantenya. Karena tak bisa berenang, bocah 13 tahun itu awalnya memilih bermain air bersama adiknya di pinggir sungai. "Kalau tiga temannya itu bisa berenang, jadi Difin (sapaan karib korban) tadi berenangnya di pinggir saja, dia berenang sama adiknya," ucap Evi Purnamasari, tante korban ketika ditemui di lokasi kejadian. Nahas, ketika Difin sedang berdiri di pinggir dermaga, dia tak sengaja tersenggol oleh kawannya yang hendak melompat ke sungai. Akibatnya, Difin pun ikut tercebur. Karena tak bisa berenang, korban pun terbawa derasnya arus SKM. Difin sempat timbul tenggelam dan hanyut sejauh 50 meter, hingga akhirnya dinyatakan hilang tenggelam. "Dia tersenggol temannya terus tercebur ke sungai. Saya tahunya pas temannya teriak minta tolong. Difin tadi sempat timbul tenggelam terbawa arus ke sana," terangnya. Mengetahui keponakannya dalam bahaya, Evi sempat meminta tolong warga untuk menolong korban. Namun sayang korban tak berhasil ditemukan. Setelah itu, warga melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian dan diteruskan ke Tim SAR serta relawan. Selang beberapa waktu kemudian, petugas SAR tiba di lokasi kejadian dan langsung melakukan upaya pencarian. "Korban ini warga Kecamatan Sambutan, dia di sini sedang berkunjung ke rumah tantenya. Tadi dia sedang berenang. Ada lima (anak) termasuk korban. Korban ini tidak bisa berenang. Dia tercebur terseret arus. Kita masih melakukan pencarian," ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kelas A Balikpapan Badan SAR Nasional (Basarnas) Kaltim-Kaltara (Kaltimtara), Melkianus Kotta, melalui Koordinator Siaga SAR Samarinda, Riqi Efendi. Lanjut Riqi mengatakan, Tim SAR Gabungan, yang terdiri dari Basarnas dan Polair Polresta Samarinda serta ragam unsur Relawan Samarinda, melakukan penyisiran hingga 1,5 kilometer dari titik korban hilang. Penyisiran sejauh ini dilakukan, lantaran kondisi sungai yang berarus deras pasca diguyur hujan. "Jadi kami melakukan pencarian sampai di Jembatan Jalan Gelatik. Arusnya cukup deras, sehingga bisa memungkinkan kalau korban hanyut sejauh itu," jelasnya. Dalam operasi pencarian, Tim SAR Gabungan menurunkan sedikitnya tiga unit rubber boat. Penyisiran nantinya juga akan dilakukan di setiap obstacle. Karena kondisi arus yang deras, upaya penyelaman pun ditiadakan. "Kita lakukan penyisiran di setiap obstacle, seperti bawah kolong rumah warga maupun jembatan yang memungkinkan korban bisa tersangkut," ucapnya. "Situasi arusnya cukup deras dan visibility atau jarak pandangnya nol. Jadi kami meniadakan penyelaman demi keselamatan personil kami," sambungnya. Pencarian korban akan dilakukan selama tujuh hari ke depan. Sementara itu, penyisiran tidak dilakukan pada malam hari. "Seusai undang-undang dan SOP (standar operasional prosedur) SAR, pencarian selama tujuh hari. Penyisiran di malam hari tidak ada. Tapi kami tetap standby dan terus memantau apabila ada tanda-tanda ketemunya korban," ucapnya. Sementara itu, pencarian korban yang dilakukan hingga Minggu petang belum membuahkan hasil alias nihil. Tim SAR kembali melanjutkan penyisiran pada Senin (11/1/2021) pagi. (aaa/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: