Duet Srikandi di Pucuk Bankaltimtara

Duet Srikandi di Pucuk Bankaltimtara

SAMARINDA, nomorsatukaltim.com – Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, baru-baru ini melantik dua pejabat baru di jajaran Bankaltimtara. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Profesor Eny Rochaida didapuk menjadi Dewan Komisaris Independen. Sementara Siti Aisyah menduduki posisi sebagai Direktur Operasional Bankaltimtara.

Terkait pergantian dua pejabat di bank pelat merah itu Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Muhammad Sa'bani tak menjelaskan secara gamblang. Namun ia tak membantah adanya masalah di Bankaltimtara, "Setiap perbankan itu pasti ada bermacam masalah. Tapi sampai sekarang Bankaltimtara masih memberikan laba yang bagus. Walaupun di sana-sini masih harus ditingkatkan lagi," ucapnya. Sa’bani mengapresiasi kinerja salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu karena mampu menunjukkan kinerja positif. Keberadaan bank daerah ini turut berperan dalam membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian Kaltim. Serta  menjadi salah satu sumber pendapatan daerah. Meski demikian, Sa'bani mengakui. Bankaltimtara turut merasakan dampak pandemi COVID-19. Seperti lembaga keuangan pada umumnya. Salah satunya adalah penurunan penyaluran kredit dan tersendatnya pembayaran debitur. "Karena dalam pandemi ini, walaupun dana tersedia, bank harus berhati-hati menyalurkan dana kreditnya," kata Sa'bani  kepada Disway-Nomor Satu Kaltim, Rabu (6/1/2021). Di samping itu, bank juga harus melakukan  relaksasi untuk memberikan stimulus kepada para debitur. Untuk kelancaran  proses pembayaran kredit. Terlepas dari masalah itu, secara umum Sa'bani menilai Bankaltimtara tetap mampu memberikan performa terbaik. Ia berpesan, ke depan Bankaltimtara harus mampu meningkatkan kinerja positif dan memberikan inovasi baru. Mengingat  kompetisi perbankan kini semakin ketat. Di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih. Terpisah, Dewan Komisaris Independen Bankaltimtara, Eny Rochaida berkomitmen memajukan peran strategis Bankaltimtara sesuai visi misi perbankan. Yakni menjadikan Bankaltimtara sebagai bank unggul dan sehat. Yang memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat daerah. "Menjadi The True Regional Champion yang kuat, kompetitif, dan kontributif. Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas," ujarnya. Tugasnya sebagai dewan komisaris independen adalah melakukan pengawasan. Serta memberikan nasihat dan masukan kepada pihak jajaran direksi. Untuk memastikan, bank menerapkan tata kelola yang baik. "Selain itu juga mengarahkan, memantau dan mengevaluasi kebijakan strategis bank," pungkasnya. Bankaltimtara didirikan pada 14 Oktober 1965. Dengan modal dasar Rp 100 juta. Kini Bankaltimtara masuk dalam kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 2. Dengan modal inti lebih dari Rp 1 triliun. Pada 2018, realisasi total aset Bankaltimtara tumbuh 13,80 persen. Senilai  Rp 25,75 triliun. Pendapatan laba bersih juga terus meningkat. Pada Juni 2019, Bankaltimtara mencetak laba bersih senilai Rp 38,36 miliar atau tumbuh 33 persen secara tahunan. (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: