Media di Tengah Pandemi dan Sosmed: Tekan Hoax, Bangun Ekonomi

Media di Tengah Pandemi dan Sosmed: Tekan Hoax, Bangun Ekonomi

BALIKPAPAN, nomorsatukaltim.com - Derasnya informasi yang mengalir ke tangan masyarakat menjadi tantangan dalam penanganan wabah corona. Ini karena tidak semua berita yang beredar sepenuhnya benar. Banyak di antaranya merupakan hoaks atau berita palsu. Karena itu, pemerintah perlu memanfaatkan seluruh saluran komunikasi kepada masyarakat. Terutama media massa yang memiliki kredibilitas.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Balikpapan, Yaser Arafat Syahril menyebut media sebagai jembatan informasi yang bisa menyebarkan program kerja dan kebijakan pemerintah. "Bangun kerja sama dengan media lokal yang berkualitas sehingga terbuka akses informasi publik," katanya. Menurut Yasser, suka tidak suka hal itu perlu dilakukan untuk mengurangi berita hoaks. Pengusaha muda ini menilai ada upaya mengalihkan cara-cara komunikasi konvensional menjadi digital. "Pemerintah juga harus turun tangan mendukung media agar saling menguntungkan dua belah pihak. Misalnya media menjadi wadah keterbukaan mulai dari anggaran sampai sosialisasi," urai Yasser, saat Talk Show Sersan Ngopi di Onix Radio 88,7 FM bersama Disway Kaltim. Gelar wicara dengan tema "Bisnis Media Dalam Industri Digital 4.0", dihadiri CEO Onix Radio Crishna Galih Mahendra Putra dan CEO Disway Kaltim Chrisna Endrawijaya. Selain disiarkan langsung melalui jaringan radio, acara yang berlangsung Senin (4/1/2021) juga dapat diakses melalui kanal Instagram dan Facebook. Kadin, kata Yasser, mendukung kanal khusus yang mampu menjadi penyambung lidah masyarakat. Melalui kanal itu informasi yang hadir sudah mengakomodir kepentingan masyarakat, dan pemerintahan "Intinya masyarakat semakin mudah mengakses semua kegiatan pemerintah. Dan media dapat mengkomunikasikan hal-hal yang tidak bisa dijangkau masyarakat," katanya. Peran media yang dapat menjangkau seluruh unsur elemen juga akan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena bukan hanya akses keterbukaan pengelolaan pemerintahan yang dijalin, tapi media sebagai ajang promosi kegiatan yang dapat meningkatkan pundi-pundi kas daerah. "Media bisa menjangkau baik ekonomi, sosial, budaya, termasuk ketahanan dan pertahanan. Juga informasi yang paling hits saat ini," katanya. CEO Disway Nomorsatukaltim.com, Chrisna Endrawijaya menyebut Disway Kaltim hadir sebagai penyeimbang media arus utama yang sudah ada. Menurutnya, penting bagi masyarakat untuk mendapat sisi lain dari pemberitaan agar tidak seragam. Makanya Chrisna menyebut jika pihaknya banyak berdiskusi dengan para tokoh masyarakat. Sehingga komunikasi yang terjalin dari bawah ke atas. Komunikasi yang terjalan diharapkan dapat menyerap aspirasi masyarakat. "Apa yang diinginkan masyarakat selama ini, bisa jadi bukan seperti apa yang dipikirkan pemangku kepentingan," katanya. Keberadaan informasi pembanding dibutuhkan untuk menyajikan keragaman informasi. Ketika banyak media mainstream terpengaruh oleh kekuatan atau kekuasaan. Disway Kaltim yang mulai cetak harian sejak 26 Desember 2019 memilih menyajikan produk jurnalistik berbeda. Misalnya saat media ramai-ramai memberitakan biaya penyelenggaraan Pilkada, Disway Kaltim membahas personal para calonnya. "Saat ini media online kita urutan nomor dua di Kaltim. Paling lambat tiga tahun kita menjadi yang nomor satu," katanya. Bicara soal bisnis digital, Chrisna menyebut ide itu lahir dari hasil analisis prospek sampai menjadi pilot project di Kaltim. Selain mengudara secara online, media ini juga punya harian. "Ada salah satu tesis; media online tanpa koran itu seperti hantu," ujarnya. Ia membeberkan survei JP Morgan terkait pembaca online sudah lebih tinggi dari pembaca koran. Perbandingannya sekitar 42 persen, sementara pembaca koran tinggal 18 persen. Menurut Chrisna koran sudah tidak relevan lagi menjadi bisnis utama. Di sisi lain koran dinilai lebih mampu menumbuhkan trust atau kepercayaan lebih baik dari media online biasa. "Masyarakat membutuhkan koran sebagai verifikasi. Ada jejak yang tidak bisa dihilangkan," katanya. Menurutnya, kerja sama dua pihak media antara Onix Radio dan Disway Kaltim dapat menjembatani kebutuhan masyarakat terkait informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Meminimalisir bias informasi di masyarakat. Bukan tanpa sebab, perkembangan teknologi dan media sosial membuat semua orang bisa menjadi 'wartawan' lewat postingan di media sosial, yang dinilai dari jumlah follower, hingga munculnya influencer. Inilah yang rentan terjadinya hoax. Disway Kaltim hadir sebagai clearing house, atau menjadi media yang dijadikan acuan verifikasi informasi. "Ini beban media digital bagaimana menyeimbangkan. Ketika influencer menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai atau membuat framing melalui sudut pandang dia, bumbunya 80 persen sementara informasi yang benar 20 persen saja. Itu berbahaya," katanya. Sementara CEO Onix Radio Crishna Galih Mahendra Putra menyebut medianya sudah mengudara sejak 10 tahun lalu. Pengalamannya sudah cukup matang setelah bersinergi dengan pemerintah maupun stakeholder yang lain. Namun perlu upaya kolaborasi antar media untuk memaksimalkan transfer informasi dan menjangkau lebih banyak audiens. Kerja sama dengan Disway Kaltim akan memperkuat kehadiran media yang lebih objektif. "Kita ingin pemberitaan yang diterima masyarakat lebih real. Kalau masalah sosial media kita tahu, pertanggung jawabannya tidak ada. Tapi kita bisa," katanya. Apalagi, saat ini Onix Radio tidak hanya mengudara melalui frekuensi 88,7 FM, tapi juga merambah ruang visual melalui jalur digital. "Kami optimistis kerja sama dengan Disway Kaltim karena melihat background dan kinerjanya," katanya. Menurutnya prospek bisnis media saat ini masih panjang. Tidak tergerus dengan revolusi industri 4.0 yang saat ini berkembang. Menurutnya, berbagai platform media saat ini, mulai dari internet, televisi, radio dan koran, punya segmen sendiri. "Radio selalu berada di tengah-tengah. Insyallah kita tetap bisa hadir. Kita lihat kebutuhan informasi masyarakat itu di mobil dan gadget," katanya. Usai gelar wicara, kedua pimpinan media menandatangani kesepakatan kerja sama. (ryn/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: