Terus Melonjak

Terus Melonjak

TANJUNG REDEB, DISWAY – Lonjakan pasien COVID-19 terus terjadi. Mulai pengujung tahun 2020, hingga awal 2021. Kini, total ada 603 pasien sedang dirawat.

Penambahan terkonfirmasi positif COVID-19 dalam tiga hari terakhir 1-3 Januari, makin banyak. Pada 1 Januari ada 44 orang, kemudian 42 orang dan 86 orang. Total 172 orang di awal tahun. Penambahan masih didominasi klaster perusahaan pertambangan, dari BUMA, MTN, RBA, dan PAMA. Jumlah terkonfirmasi tak sebanding dengan yang sembuh atau selesai isolasi. (selengkapnya lihat grafis) Menurut Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi, lonjakan seperti tak berujung. Bahkan, yang dirawat hampir 50 persen dari pasien terkonfirmasi. Dan tidak tahu kapan akan melandai. “Sejak 1 Januari lalu, pasien yang dinyatakan positif COVID-19 lebih dari 40 orang,” ujarnya kepada Disway Berau, Minggu (3/1). Iswahyudi menyebut, setiap harinya terjadi penambahan cukup banyak. Bahkan, kemarin (3/1), 86 orang dinyatakan positif COVID-19. Mayoritas berasal dari klaster perusahaan. Namun, ada juga pelaku perjalanan dan klaster nakes. “Lonjakan dari klaster perusahaan ini semakin banyak setiap harinya. Pola penularannya hampir sama dengan yang terjadi pada klaster SIS BMO,” katanya. Pihaknya terus melakukan investigasi dan pendalaman kasus. Menurutnya, penularan yang terjadi di klaster perusahaan merupakan bagian dari kelalaian karyawan. “Jadi mereka itu makan sambil berkumpul, mungkin juga sambil merokok,” ungkapnya. Komunikasi dengan Satgas COVID-19 perusahaan pun telah dilakukan. Hal itu, guna menekan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap karyawannya. “Mereka (perusahaan, Red.) sering koordinasi dengan kami. Dan kami pun meminta agar mereka lebih peka terhadap persoalan kesehatan,” bebernya. Karena banyaknya jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 dari klaster perusahaan, mayoritas karyawan tersebut melakukan karantina di mes. Dan, karyawan tersebut hanya mengalami gejala ringan, bahkan ada yang tanpa gejala. “Hanya yang gejala berat saja yang akan ditangani oleh dokter RSUD dr Abdul Rivai,” tuturnya. Iswahyudi pun menyebut, pengawasan pasien dilakukan secara jarak jauh. Dan pemantauan kesehatan akan dilaporkan oleh perusahaan kepada Dinas Kesehatan Berau. “Ada grup juga, setiap pasien diminta untuk menginformasikan kondisi kesehatannya setiap hari,” katanya. Banyaknya pasien klaster perusahaan yang terjaring sebagai upaya tracing terhadap pasien positif COVID-19. Dikatakannya, setiap karyawan perusahaan yang dinyatakan terkonfirmasi, akan dilakukan pengembangan kasus. Sehingga, orang yang sempat kontak dengan yang bersangkutan akan dicatat sebagai kontak erat. “Kalau sempat kontak, dan tanpa menggunakan protokol kesehatan, bakal didata dan diminta untuk karantina, sambil menunggu jadwal swab,” jelasnya. Sebenarnya, kata Iswahyudi, protokol kesehatan yang diterapkan oleh perusahaan terbilang cukup ketat. Pasalnya, ada beberapa perusahaan yang menerapkan pola swab dua kali, jika melakukan perjalanan. “Bahkan, kalau mau masuk kerja pun harus melakukan tes suhu tubuh dulu,” ujarnya. Iswahyudi, tak hentinya mengingatkan seluruh masyarakat Berau, agak ketat terhadap protokol kesehatan. Apalagi penyebaran mulai meluas.*/FST/APP  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: