Momen Perbaiki Kualitas Pariwisata Kaltim

Momen Perbaiki Kualitas Pariwisata Kaltim

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Geliat kunjungan wisatawan asing di Indonesia terus mengalami penurunan yang signifikan pada kuartal pertama 2020. CEIC Data mencatat terjadi penurunan 31% dari periode yang sama tahun lalu menjadi 2,6 darmawisata.

Dampaknya, potensi daerah yang hilang pada masa tersebut sebesar USD 4 miliar. Kontraksi ini akan diprediksi akan terus berlangsung hingga pandemi COVID-19 berakhir. Sementara itu di Kalimantan Timur (Kaltim), kunjungan pelancong asing dalam 3 bulan terakhir rata-rata sekitar 43 orang. Lesunya sektor tersebut berdampak pada tingkat hunian kamar yang anjlok sampai 50%. Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Sri Wahyuni mengatakan, bahwa pemerintah mulai mengaktivasi kembali industri pelesiran. Tercatat, beberapa daerah sudah mulai kembali beroperasi. Di Samarinda, dari 27 daya tarik wisata (DTW) yang ditutup, sudah ada 10 yang dibuka kembali. Kutai Kartanegara membuka 4 dari 16 DTW yang sebelumnya tak jalan. “Sementara di Bontang dari 10 DTW yang ditutup, 9 DTW sudah dibuka per 4 Juli lalu. Dan Balikpapan baru mulai dibuka bertahap pada 11 Juli dari 21 DTW yang ditutup,” katanya dalam webminar akhir pekan lalu. Sri menjelaskan bahwa program yang disebut reaktivasi wisata domestik ini hanya untuk satu daerah terlebih dahulu. Bulan Agustus hingga Oktober kegiatan diperluas. Masyarakat memulai kebiasaan baru dan boleh pergi ke tempat rekreasi antarkota di satu provinsi. Pada masa reaktivasi wisata domestik, dibolehkan juga ada acara yang mengumpulkan orang banyak dengan skala terbatas. Lalu dua bulan terakhir pada pengujung tahun tamasya bisa ke antarpulau atau antarprovinsi. Sementara itu dalam menghidupkan sektor wisata ini Kaltim tidak menargetkan jumlah kunjungan. Saat ini yang dibicarakan bukan kuantitas, tapi kualitas. “Jadi yang harus kita jamin bagaimana kesehatan kebersihan sehingga mereka [pengunjung] senang dan datang kembali. Jadi mereka tidak kapok dan terbiasa dengan COVID-19,” jelasnya. Wakil Bupati Berau Agus Tantomo menuturkan, bahwa dalam keadaan pandemi sebaiknya pemerintah bisa memanfaatkan masalah utama dalam sektor pariwisata. Wisatawan mancanegara (wisman) yang mau datang kembali atau repeater rendah. Berdasarkan rapat dengan Kementerian Pariwisata sebelumnya, hanya 37% wisman yang mau datang kembali ke Indonesia, termasuk Kaltim. Penyebabnya selain biaya liburan yang mahal, kondisi lokasi juga jorok. “Sudah tahu repeater rendah tapi yang program yang menonjol malah promosi. Saya tidak melihat promosi menjadi solusi rendahnya repeater. Jadi kita fokus tinggikan repeater,” ucapnya. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang lalu, Wishnutama Kusubandio mengatakan, bahwa saat ditunjuk menjadi pembantu presiden, strategi yang dibuat untuk menarik wisatawan asing adalah turisme yang kualitas. Dia menggarisbawahi berkualitas bukan berarti sesuatu yang mewah. Akan tetapi pengalaman berkelas. Mutu tersebut bukan membangun hotel mewah atau sejenisnya. Akan tetapi sesuatu yang unik, berbeda, dan tidak pernah dirasakan oleh orang sebelumnya. Dia mencontohkan Negeri Bhutan. Di sana, hotel berbintang bisa dihitung jari. Akan tetapi restoran ada di mana-mana. Tempat makan itu ada di rumah warga. Pelancong tinggal mengetuk rumah warga jika lapar. Penduduk setempat sudah dilatih oleh pemerintah untuk menyediakan masakan yang sesuai standar. Suasana itu yang dijual. “Jadi, premium itu tidak harus mewah tapi pengalaman yang unik. Orang luar negeri seperti Amerika, Sydney, dan London tidak mau ke Indonesia jika yang ditawarkan sama saja daripada keseharian dia,” jelasnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: