Daya Beli Turun, Tren Deflasi Melanda Balikpapan Sejak Juli-Oktober 2020

Daya Beli Turun, Tren Deflasi Melanda Balikpapan Sejak Juli-Oktober 2020

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Sepanjang 2020, inflasi Balikpapan masih berada di bawah target inflasi sebesar 3,0% plus minus 1. Pada November 2020 inflasi sebesar 0,398% (mtm).

COVID-19 memberikan dampak tersendiri pada pergerakan inflasi di Balikpapan. Pada Juli terjadi tren deflasi. Hal itu terjadi hingga Oktober 2020. Di mana faktor pendorongnya adalah merebaknya pandemi. "Sehingga mendorong lemahnya permintaan (daya beli menurun)," demikian diungkapkan Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi dalam konferensi pers akhir tahun, baru-baru ini. Ia menilai, melandainya inflasi bahan makanan juga karena kecukupan pasokan di tengah permintaan yang tidak sekuat sebelumnya. Berlanjutnya koreksi harga angkutan udara seiring rendahnya permintaan di sektor transportasi udara. "Inflasi Balikpapan sepanjang tahun ini. Berbagai program pengendalian inflasi bekerja sama dengan Bank Indonesia juga terus dilakukan meski pandemi,"ujarnya. Beberapa program pengendalian inflasi. Di antaranya Gerakan Wanita Matilda (GWM) yang dilaksanakan sejak 21 April hingga 30 Oktober. Adapun kegiatan yang dilaksanakan urban farming serta edukasi belanja bijak dan pengelolaan keuangan keluarga. Kemudian Pagar Mantap. Program tersebut merupakan program inovasi yang mendorong peningkatan produksi pangan dengan melibatkan masyarakat. Selanjutnya, program Laris Pasar. Adalah aplikasi laris pasar beriman untuk mempermudah masyarakat dalam berbelanja. "Dengan memberdayakan pasar lokal dan ojek online yang ada di Balikpapan," sebut Rizal Effendi. Ia menambahkan, program pengendalian inflasi lainnya adalah neraca pangan Balikpapan. "Program ini menyediakan informasi pangan daerah secara komprehensif sebagai dasar perumusan kebijakan pangan atau pengendalian inflasi," tambah Rizal. (fey/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: