Bandara Uyang Lahai Lebih Cocok untuk Transportasi Publik

Bandara Uyang Lahai Lebih Cocok untuk Transportasi Publik

Kutim, nomorsatukaltim.com – Rencana Pemkab Kutai Timur (Kutim) untuk membangun bandara terus berjalan. Sehingga sarana transportasi melalui darat, laut dan udara bisa terpenuhi. Bandara Uyang Lahai di Kecamatan Kongbeng dianggap cocok untuk dijadikan sarana transportasi publik.

Walaupun proses pembangunan bandara masih sekedar wacana. Mengingat belum ada langkah nyata terkait rencana pembangunannya. Tetapi Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kutim, Rizali Hadi menilai Bandara Uyang Lahai sangat cocok.

“Karena areal lahan di sana masih bisa dikembangkan dan bandara tersebut milik pemerintah. Bukan milik perusahaan,” ucapnya.

Diketahui bandara tersebut masih berskala lapangan terbang perintis. Diresmikan pada 2013 lalu oleh wakil bupati saat itu, Ardiansyah Sulaiman. Bandara tersebut memiliki runway sepanjang 800 meter. Sempat melayani penerbangan Samarinda-Kongbeng. Tetapi pihak maskapai, yaitu Suzy Air dan Aviastar menyetop pelayanan penerbangan. Karena tidak mendapat subsidi dari pemerintah daerah.

Jika ingin dikembangkan dengan bandara yang lebih besar, Rizali menilai Bandara Uyang Lahai sangat berpotensi. Walaupun prosesnya sedikit lebih panjang. Karena harus meminta izin dulu ke Kementerian Perhubungan.

“Selain itu, tentu pengembangan bandara juga tak memakan biaya yang sedikit. Bantuan dari pemerintah pusat juga pasti dibutuhkan,” bebernya.

Memang selama ini, Pemkab Kutim masih berupaya untuk membangun Bandara Sangkima. Tetapi bandara eks Pertamina tersebut juga lebih ruwet proses izinnya. Pertama karena harus mengubah enclave Taman Nasional Kutai (TNK) untuk perluasan runway bandara.

“Selain itu koordinasi dengan Kementerian BUMN juga diperlukan. Karena lahan tersebut awalnya milik Pertamina yang merupakan perusahaan negara,” papar Rizali.

Memang diakui Rizali, kebutuhan masyarakat Kutim terhadap bandara sudah tertutupi. Mengingat telah beroperasinya Bandara APT Pranoto di Samarinda. Sehingga waktu tempuh untuk berangkat lebih cepat dan tidak memakan banyak waktu.

“Sebelum ada bandara di Samarinda. Warga menyiapkan keberangkatan sehari sebelum jadwal. Bermalam dulu di Balikpapan,” katanya.

Tetapi, Pemkab Kutim masih berupaya untuk membangun bandara. Tujuannya agar arus distribusi barang dan orang bisa semakin cepat. Serta akan memudahkan akses masyarakat menuju daerah lain.

“Memang bandara belum diutamakan. Tetapi bukan berarti kami mengabaikan. Karena ke depannya pasti bandara akan dibutuhkan,” tandasnya. (bct/ava)

https://www.youtube.com/watch?v=XJwbn-qiiW0

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: