Pabrik Metanol Serap 1.000 Tenaga Kerja, SDM Kutim Harus Siap

Pabrik Metanol Serap 1.000 Tenaga Kerja, SDM Kutim Harus Siap

Kutim, nomorsatukaltim.com – Akan dibangunnya pabrik pengolahan batu bara menjadi metanol di Bengalon. Tentu menjadi angin segar bagi Kutim. Selain bisa berdampak pada peningkatan ekonomi kerakyatan di sekitar kawasan 900 hektare itu. Batuta Chemical Industrial Park (BCIP) membutuhkan sangat banyak tenaga kerja. Peluang ini tentu harus ditangkap oleh penduduk lokal.

Dari hitungan awal, BCIP membutuhkan sedikitnya seribu pekerja. Pemkab Kutim tentu maunya tenaga kerja lokal diprioritaskan. Tapi sebagai perusahaan yang berorientasi profit. BCIP tentu memiliki kriteria khusus yang harus dipenuhi calon pekerjanya.

Karena itu, DPRD Kutim mulai melihat sisi itu. Jangan sampai keinginan pemerintah agar BCIP menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal di komposisi pekerjanya. Tidak selaras dengan realita di lapangan. Di mana penduduk lokal tidak memiliki keahlian seperti yang dibutuhkan BCIP.

“Tentu kami ingin tenaga kerja lokal yang diprioritaskan. Tetapi tetap harus yang memiliki skill dan etos kerja yang baik,” ucap Ketua DPRD Kutim, Joni, Senin 28 Desember 2020.

Alasan kenapa Joni ingin BCIP memprioritaskan pekerja lokal tak lain untuk dapat mengurangi angka pengangguran di Kutim. Bagaimana pun tingkat kemiskinan di Kutim masih relatif tinggi. Walau masih di bawah angka kemiskinan nasional. Tapi catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kutim mencatat. Dalam periode 2015-2019, peningkatan angka kemiskinan terus meningkat. Hingga akhir tahun 2019, jumlah warga miskin di Kutim sebanyak 35.310 jiwa.

“Paling tidak jumlah pengangguran di Kutim bisa ditekan. Warga juga harus bisa menambah kemampuan agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut,” bebernya.

Tapi tentu warga tak melulu hanya berharap pemerintah saja. Utamanya dalam menekan perusahaan yang beroperasi di Kutim untuk memprioritaskan pekerja lokal. Peningkatan kemampuan harus dilakukan bersama. Diupayakan bersama.

Salah satu yang diusulkan Joni sebagai langkah peningkatan SDM lokal adalah dengan mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK). Kompetensinya disesuaikan dengan lowongan kerja yang diperlukan. Dengan begitu, warga lokal bisa bersaing secara sehat untuk mengisi posisi di perusahaan sekitar tempat tinggal mereka.

“Investasi yang ada di BCIP ini merupakan peluang. Saya berharap BLK dioptimalkan sehingga sumber daya manusia lokal bisa diberdayakan juga jika BCIP ini berjalan,” katanya.

Selain itu, Joni ingin instansi pemerintah untuk bisa mendata jumlah tenaga kerja dan pengangguran di Kutim. Dengan adanya data yang valid, bakal memudahkan mengatasi pengangguran. Hingga tiap investasi yang masuk di Kutim pun bisa langsung mengakomodir pekerja sesuai dengan data yang dimiliki pemerintah.

“Harus ada sinkronisasi dan data yang valid. Kalau ada perusahaan yang masuk, kita sudah memiliki data, tinggal merangkul saja,” pungkasnya. (bct/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: