Bisnis Ikan Cupang: Budi Daya Mudah, Harga ‘Wah’

Bisnis Ikan Cupang: Budi Daya Mudah, Harga ‘Wah’

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Bisnis ikan cupang lagi diminati. Proses budi daya yang mudah, membuat siapa saja dapat melakukan bisnis tersebut.

Untuk mengenalkan bisnis ini kepada khalayak ramai, perlu dilakukan strategi pemasaran yang baik. Dari proses pemasaran yang disusun dengan matang. Target penjualan pun akan dapat dicapai. Dikutip dari buku Minat Bisnis Ikan Cupang: Teori dan Aplikasi, aspek pemasaran yang dianalisa dalam buku tersebut ialah fungsi pemasaran, saluran pemasaran, dan strategi pemasaran. Fungsi pemasaran yakni, bagaimana proses penjualan nantinya akan terjadi. Mengetahui pengelolaan, pembiayaan, penanggungan risiko, standardisasi dan grading, serta informasi pasar. Saluran pemasaran, merupakan sistem yang diterapkan untuk mempermudah perpindahan produk. Dari produsen ke konsumen. Kemudian, strategi pemasaran. Dirumuskan oleh perusahaan atau suatu usaha dengan memperhatikan kondisi internal dan eksternal usaha tersebut. Untuk mendapatkan keuntungan, susun sasaran yang ingin dicapai dan gunakan produk yang memiliki nilai lebih tinggi. Itulah yang coba diterapkan Verli Herman. Bersama beberapa komunitas ikan cupang di Samarinda, Verli Herman membuat acara pameran ikan dengan nama latin Betta tersebut. Acara yang digelar itu, dilaksanakan di salah satu mall di Samarinda. Tepatnya di Jalan M Yamin. Beberapa rak disusun. Lalu toples-toples berisi ikan cupang diletakkan dengan rapi. Tertera harga di toples-toples tersebut. Mulai dari Rp 150 ribu. Sampai di atas Rp 3 juta ada di sana. Masyarakat yang melihat-lihat pun ada. Mengikuti protokol kesehatan (Prokes). Tawar-menawar harga terjadi di sana. Kata Verli Herman, sejak kemarin sudah ada yang membeli. Kisaran harga tertinggi yang berhasil terjual kala itu cuma Rp 500 ribu. "Pameran ini sampai (tanggal) 27 Desember nanti," begitu kata Verli Herman, atau yang akrab disapa Verli ini, Selasa (22/12/2020) malam. Panitia Bazar Ikan Cupang dan Komisi Pemilihan Cupang (KPC) juga hadir dalam acara pameran. Tujuannya untuk menentukan harga dari masing-masing ikan. Kenapa demikian? Karena kata Verli, sebenarnya untuk menentukan harga sebuah ikan cupang, itu perlu teknik. Estetika dari masing-masing penilai, menjadi penentu harganya. Lalu ketika harga sudah dirasa pas. Stiker dengan angka tertentu akan ditempelkan di toples-toples berisi ikan cupang. "Yang menilai mereka, yang menentukan harga juga mereka," ujarnya. Melihat kondisi ketika pandemi seperti sekarang, diakui Verli sempat menurunkan animo jual-beli ikan cupang. Makanya dirinya ingin kembali menghidupkan animo tersebut. Mengajak komunitas, menggaet banyak penjual yang belum ikut komunitas, memanfaatkan digitalisasi serta koneksi. Itu yang dilakukan Verli agar pasar ikan cupang tidak redup. Diakui Verli bisnis ini muncul karena banyak masyarakat harus stay at home atau work from home (WFH). Mengusir kebosanan dengan memelihara hewan pun jadi solusi. Menurutnya, ikan cupang bisa semakin populer karena keberadaan influencer. Hingga para artis yang turut memelihara ikan cupang. Sehingga, tercipta hubungan saling menguntungkan. Antara influencer atau artis dengan produsen atau pebisnis. Pebisnis ikan cupang juga diuntungkan karena semakin banyaknya peminat. "Beberapa artis pelihara itu (ikan cupang) sampai harga Rp 12 juta," terangnya. Verli menilai, di tengah ramainya tren cupang ini menjadi peluang yang sangat baik untuk bisnis. Tapi dengan catatan, harus bersiap dengan adanya hal baru masuk ke bisnis lain yang lebih heboh. Mungkin juga Verli merasa jika bisnis ikan cupang masih belum sustain. Tetapi bagus untuk bertahan di masa pandemi. "Jadi sekarang banyak temen-temen kena layoff, menjadi alternatif bagus bisnis seperti ini di bidang-bidang yang heboh saat masa pandemi," tandasnya. Untuk pameran kali ini, ada puluhan ikan cupang dipamerkan. Seperti Petarung Siam, Imbelis, Smaragdina, Mahachai, Brunei, Channoides, Albimarginata, Penang, Livida, Chini, dan Rutilans. Bagi yang tertarik untuk melihat, dengan senamg hati Verli mempersilahkan. Persyaratannya, yang ingin lihat-lihat harus tetap menggunakan masker. Ya, prokes tetap diterapkan walaupun suasananya pameran. "Silahkan datang, lihat langsung dan nilai langsung," pungkasnya mengakhiri. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: