Peluang Ekspor

Peluang Ekspor

TANJUNG SELOR, DISWAY – Ekspor kepiting bertelur yang sebelumnya hanya diberi kelonggaran mulai 15 Desember hingga 5 Februari, kini sudah bisa dilakukan kapan pun.

Pihak yang selama ini harus kucing-kucingan di luar waktu yang ditentukan, akhirnya tak perlu lagi sembunyi-sembunyi. Karena pemerintah telah merevisi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 56 Tahun 2016 menjadi Permen KP No. 12 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Lobster, Kepiting, dan Rajungan. Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kaltara, Syahrullah Mursalin, salah satu aturan di Permen KP 12/2020, yakni jenis kepiting yang bisa diekspor. Di Pasal 7, kata Syahrullah, sudah diatur ketentuan penangkapan atau pengeluaran kepiting. Termasuk untuk kepentingan konsumsi dari wilayah Indonesia. “Kalau dulu, yang terlihat telurnya tidak boleh ditangkap. Tetapi, sekarang kepiting yang bertelur dengan ukuran lebar karapas 12 sentimeter atau berat di atas 200 gram per ekor, boleh ditangkap dan diekspor ke luar negeri,” ujar Syahrullah, Kamis (24/12). Namun, lanjutnya, penangkapan kepiting harus dilakukan menggunakan alat penangkapan ikan, bersifat statis atau pasif. Hanya saja, meskipun eksploitasi kepiting bertelur kembali dibolehkan, namun hanya dilakukan di luar open season. “Terbitnya permen (12/2020, Red) ini, memang menjadi peluang besar untuk ekspor. Setelah ini, tinggal tugasnya Dirjen Budidaya untuk mengembangkan pembenihan kepiting,” ujarnya. Lanjutnya, potensi kepiting bakau, khususnya Kaltara, memiliki pangsa pasar luas dan banyak permintaan. Maka dari itu, kegiatan pembenihan perlu dibuat lebih banyak lagi. Di Tarakan, kata Syahrullah, sebenarnya sudah ada pembenihan kepiting yang berhasil, namun belum bisa menghasilkan dalam skala besar. Diakuinya, secara cost dan ekonomi masuk hitungan bisnis ke bisnis dan tidak mudah mendapatkan keuntungan dalam waktu cepat. Sehingga, DKP Kaltara akan mencoba mendampingi pengembangan pembenihan kepiting bakau di Kaltara, agar ketersediaanya terus terjaga. “Kami akan dukung, walau secara bisnis tidak menarik. Tapi, kalau tujuannya restocking, untuk pemberdayaannya di alam, ya memang kami harus ikut masuk dan membantu,” ujarnya. */ZUH/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: