Okupansi Hotel Masih Jauh Dibandingkan Tahun Lalu

Okupansi Hotel Masih Jauh Dibandingkan Tahun Lalu

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Peningkatan okupansi hotel-hotel di Samarinda mulai terjadi sejak Juli dan Agustus. Tapi jika dibandingkan tahun lalu, penurunan memang jauh terjadi.

"Peningkatan ketika pandemi, memang iya. Tapi kalau dibandingkan tahun lalu, penurunan okupansi sampai 70 persen. Begitu rata-ratanya," ungkap General Manajer Swiss Belhotel Borneo Samarinda, Adith Raharjo, Senin (21/12/2020). Peningkatan hunian kamar di Desember ini meningkat hampir 50 persen. Adith menjelaskan, ada 186 kamar di Swiss Belhotel Borneo Samarinda. Rata-rata pengisian kamar di hotel ini, belum sampai setengahnya. Yaitu cuma 45 persen. "Dibandingkan tahun lalu, kita 70 persen (capaian angka rata-rata pengisian kamar). Tapi kalau sekarang setengahnya saja belum sampai," ceritanya. Adith bercerita, pandemi memang memengaruhi okupansi. Penambahan pasien terkonfirmasi sangat memberikan dampak. Dulu tamu hotel dari kalangan pemerintahan. Seperti dari Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lainnya. Sekarang pengalihan pasar pun dilakukan. Pasar utamanya, banyak dari masyarakat lokal Kaltim. Seperti Balikpapan, Bontang, dan Sangatta. "Semua itu jadi targer pasar kami yang baru," sambung Adith. Mengharapkan kunjungan tamu dari luar kota di Bumi Etam, dijelaskan Adith bisa minim sekali terjadi. Diakui Adith, bantuan pemerintah dengan menerapkan Sertifikasi Cleanlines, Health, Safety and Environment Sustainbility (CHSE) cukup membantu. Memperketat protokol kesehatan (Prokes) sangat memberikan kontribusi. Lantaran kepercayaan masyarakat terhadap hotel akhirnya kembali. "Audit sertifikasi CHSE, satgas (Satuan Tugas) Covid. Dan bersyukurnya kita mendapatkan nilai baik," bebernya. Hal senada diungkapkan Tiara Bulan, Marketing Communication Manager Aston Samarinda. Memang awal tahun menjadi waktu gemilang bagi para pelaku usaha perhotelan. Di pertengahan tahun, justru penurunan terjadi. Dan ini juga dirasakan hotel-hotel lainnya. Okupansi mulai membaik, dirasakan ketika normal baru diterapkan. Yaitu di Juli. Penyesuaian peraturan, keseluruhan disesuaikan dengan yang diminta oleh pemerintah. Disampaikan Tiara Bulan, penyesuaian itu juga tidak bisa menjadi patokan membaiknya nilai okupansi hotel. Hanya stuck di angka 70 persen saja. Untuk di Oktober sampai Desember, dikatakan Tiara, panggilannya, memang peningkatan terjadi. Namun dengan beberapa cara yang diterapkan pihak Aston Samarinda. "Seperti delivery makanan, karena kan banyak masyarakat yang WFH (Work From Home), kita yang pertama. Lalu diikuti hotel-hotel lainnya," ujarnya. Untuk tiga bulan terakhir, peningkatan memang terjadi. Beberapa agenda asalnya dari pemerintahan. Seperti pilkada. Lonjakan itu, hanya 10 sampai 20 persen. Soal jumlah huni kamar, dari 165 kamar yang terisi hanya 120 kamar saja. Diterangkan Tiara, hal itu tidak terjadi peningkatan apapun. "Jumlahnya segitu-gitu aja," katanya. Tetapi itu lebih baik dibandingkan Maret lalu. Karena ketika itu, kamar yang terisi di Aston Samarinda hanya 20 kamar. Bahkan, paling tinggi 30 kamar yang terisi. Penerapan prokes juga dilakukan. Tiga kali screening kesehatan bisa dilakukan pengunjung hotel. Mulai dari pintu lobi utama, lift, lalu jika memang pengunjung ada acara di ballroom, screening dilakukan di depan ruangan. Seluruh karyawan juga diwajibkan untuk menerapkan prokes. Tiap 2 bulan sekali bahkan semua karyawan wajib untuk dirapid test. "Itu semua harus dilakukan, karena kita juga mau menjaga karyawan kita kan," sambatnya. Peningkatan okupansi untuk tahun ini memang sering dikatakan Sekretaris Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim Muhammad Zulkifli tidak signifikan. Hal itu lantaran pandemi. Beberapa acara harus dibatasi. Hunian kamar harus ditutup beberapa lantai. Dan acara akhir tahun pun tidak dilakukan. "Ya mau tidak mau harus begitu," tandasnya. Muhammad Zulkifli mengungkapkan, beberapa pelaku usaha perhotelan mengaku legawa. Apalagi soal keputusan gubernur Kaltim yang melarang adanya acara akhir tahun digelar. "Semuanya mengikuti aturan. Tapi jika ada yang menginap, ya pasti diterima," pungkasnya mengakhiri. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: