Karena Penyakit Penyerta

Karena Penyakit Penyerta

TANJUNG SELOR, DISWAY – Juru bicara satgas penanganan COVID-19 Kaltara, Agust Suwandy menyebut, ada tiga penyebab pada kasus kematian pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Potensi pertama, penanganan terlambat akibat kondisi pasien yang buruk saat tiba di rumah sakit. Ditambah lagi jika rumah sakit dalam kondisi penuh, sehingga sulit memprioritaskan pasien. "Kebanyakan masyarakat Indonesia baru pergi berobat ketika kondisinya sudah buruk. Ketika gejala ringan dianggap nanti sembuh sendiri. Tetapi ketika kondisinya memburuk, baru pergi ke rumah sakit. Apalagi RS-nya penuh, ini agak sulit mana yang lebih dulu diprioritaskan," ujarnya, Selasa (22/12). Potensi kedua, yang cukup banyak ditemui. Yakni kondisi epidemiologi Indonesia.  Dimana kebanyakan masyarakat Indonesia memiliki penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung. Kondisi tersebut, membuat beban penanganan COVID-19 bertambah. Kondisi pasien COVID-19 disertai penyakit penyerta akan memperburuk keadaan. Dan, bahkan hampir seluruh pasien terkonfirmasi yang meninggal, karena penyakit bawaan. "Ini yang membuat angka kematian di Kaltara jelang akhir tahun ini terus bertambah. Apalagi rata-rata yang sakit orang lanjut usia, dan punya penyakit bawaan," ujarnya. Potensi ketiga, akibat kesediaan fasilitas kesehatan di rumah sakit. Tidak dipungkiri Kaltara sebagai provinsi yang masih muda, dari segi fasilitas kesehatan tidak selengkap kota besar. "Jadi, kita tetap punya PR. Terkait jumlah penduduk yang banyak, ada faskes yang harus ditingkatkan jumlahnya," ujarnya. Hingga 22 Desember 2020, angka kematian akibat COVID-19 di Kalimantan Utara bertambah satu orang berinisial AI (22), warga Tarakan. Dengan begitu, saat ini jumlah pasien COVID-19 yang meninggal mencapai 38 orang pasien. Jumlah ini tersebar di Tarakan 21 orang, Bulungan 14 orang, dan Nunukan 3 orang. */ZUH/REY    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: