Penjual Roti Bakar Diduga Nekat Gantung Diri

Penjual Roti Bakar Diduga Nekat Gantung Diri

Samarinda, NomorSatuKaltim.com - Warga Samarinda digegerkan dengan penemuan mayat tergantung di sebuah rumah kontrakan yang terletak di Jalan KH Harun Nafsi, Gang Keluarga, RT 16, Kelurahan Rapak Dalam Kecamatan Loa Janan Ilir, Senin (21/12/2020) pukul 16.30 WITA.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, korban diketahui berinisial MS (25). Pertama kali ditemukan sudah tak bernyawa oleh istrinya, ER (38). Pemuda 25 tahun itu diduga nekat menghabisi nyawanya sendiri dengan cara gantung diri, karena sakit-sakitan dan usahanya yang mengalami kebangkrutan. Hasan, salah satu warga setempat mengatakan, MS ditemukan tewas saat istrinya baru pulang bekerja. Mengetahui suaminya meninggal dunia dengan cara tak wajar, spontan ER berteriak minta tolong. Warga yang mendengar lantas berlarian dan mendatangi ER di dalam rumah. Ketika hendak membantu ER yang nyaris pingsan, warga menemukan MS sudah terbujur kaku, dengan kondisi leher terjerat seutas tali dan menggantung di dapur rumahnya. "Saya tadi lagi dorong rombong. Baru dengar teriakan istrinya. Saya datangin, sampai di sana saya sudah lihat korban tewas tergantung di dapur," ungkapnya saat dikonfirmasi media ini. Singkat cerita, warga kemudian menghubungi aparat kepolisian. Selang beberapa waktu kemudian, tim Inafis Satreskrim Polresta Samarinda beserta relawan, langsung mendatangi lokasi kejadian. Mayat MS yang berhasil dievakuasi, selanjutnya dilarikan ke rumah sakit terdekat. "Istrinya itu baru pulang kerja dan saat masuk menuju dapur, langsung kaget lihat suaminya, makanya teriak," ucapnya. Hasan mengatakan, almarhum sejak beberapa bulan terakhir berubah menjadi sosok yang pendiam dan jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. "Orangnya pendiam, jarang keluar rumah, ya kadang suka ngintip saja dari jendela. Kurang sosialisasi," terangnya. Selain itu, korban juga diketahui tidak memiliki pekerjaan tetap dan hanya bekerja serabutan. "Sebelum pandemi kerjanya serabutan saja, kalau ada yang panggil ikut, kalau tidak ya di rumah saja," ujarnya. "Tetapi, terakhir dia pernah jualan roti bakar, tetapi tidak laris, makanya dia berhenti. Setelah itu dia jarang keluar dan terlihat murung," sambungnya. Sementara itu, ER istri korban mengatakan, sudah tiga bulan suaminya sakit. Selama itulah korban berubah menjadi sosok yang pendiam dan lebih sering murung. "Sebenarnya dia itu suka bercanda, tapi sejak sakit selalu murung dan jarang bicara, selalu bilang tidak punya masa depan. Tetapi, dia selalu nasihati saya, bilangin saya jangan putus asa, jangan sampai bunuh diri," ungkap wanita 38 tahun tersebut saat ditemui di Polsek Samarinda Seberang. ER sudah seringkali meminta kepada suaminya untuk pergi berobat, tetapi MS selalu saja menolak. "Dia gak pernah mau berobat. Karena kalau berobat perlu uang banyak. Tetapi, saya bilang nanti patungan sama keluarganya, dia juga tetap gak mau," terangnya. Lanjut ER, penyebab suaminya nampak tak bersemangat beberapa bulan terakhir, hingga akhirnya nekat bunuh diri, karena usaha roti bakar mengalami kebangkrutan. "Suami saya buka usaha jual roti itu sampai jual motornya. Setelah bangkrut dia cari kerja. Jalan kaki dan saat pulang bilangnya kakinya sakit, dari situ sudah dia mulai sakit-sakitan," tandas wanita yang sehari-harinya bekerja sebagai karyawan laundry. Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kanit Reskrim Iptu Dedi Septriadi mengatakan, dari hasil penyelidikan tak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. "Tidak ada, ditemukannya gantung diri. Dugaannya sementara karena putus asa akibat sakit yang dialami dan faktor ekonomi juga," singkatnya. (aaa/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: