Potensi Cuan Tahun Kerbau Logam

Potensi Cuan Tahun Kerbau Logam

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Tahun kerbau logam akan dimulai 12 Februari 2021 mendatang. Mengakhiri tahun tikus logam. Beberapa sektor bisnis pada tahun dengan elemen logam dan air ini terbukti bergairah. Sebelum kemudian wabah corona menghantam. Perekonomian terpukul.

Kuatnya dominasi air pada tahun tikus logam membuat beberapa sektor tumbuh pesat. Tentunya dengan menerapkan tren yang berkembang. Elemen air menggambarkan aliran yang berhubungan dengan distribusi, dan network. Yaitu yang berhubungan dengan usaha minuman, logistik, sektor jasa, perhotelan dan travel. Namun begitu, ketidakstabilan yang terjadi di tengah optimisme ini sudah diprediksi. Ahli fengsui Suntoro Suciatmaja mengatakan itu Januari lalu. “(Sektor) Keuangan bagus. Yang berhubungan dengan distribusi bagus. Network bagus. Memang kita terganggu dengan corona. Tapi sektor keuangan meski covid, tumbuh. Apalagi kalau tidak ada corona,” kata Suntoro diwawancara, Rabu (15/12/2020) lalu. Sektor logistik tahun ini memang tumbuh luar biasa. Peralihan kebiasaan memengaruhi itu. Yaitu dengan semua hal dilakukan dari rumah. Termasuk berbelanja. Satu-satunya yang memengaruhi adalah munculnya virus. “Karena sifat air memang begitu,” terangnya. Lalu, multi level marketing (MLM) juga sedang booming. Yang dulunya orang meninggalkan MLM karena dinilai tidak berpotensi, tahun ini menggeliat. Kemudian pasar saham. Yang di mana tahun lalu orang tidak begitu berminat. Namun tahun ini; meningkat pesat. Benar saja. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah rekor tahun ini. Salah satunya jumlah Single Investor Identification (SID) baru. Dengan pertumbuhan 48,82 persen. Dari 1.212.930 menjadi 3.697.284 SID hingga 10 Desember 2020. Yang pertumbuhan investor itu mencakup sektor saham, obligasi, reksa dana dan investor instrumen investasi pasar modal lainnya. “Ya, karena orang berpikiran make money dari rumah,” sebut Suntoro yang lulusan Destiny Singapura itu. Lalu, bagaimana tahun depan? Yaitu tahun kerbau logam. Masih dengan elemen sama; logam. Akan tetapi ditemani elemen tanah. Yang kata Suntoro, dominasi elemen tanah begitu kuat. Karena dari dua persepektif, kata dia, tanah muncul dua-duanya. Sehingga kemungkinan besar sektor properti mulai merangkak naik. Hal ini perlu diamati baik-baik. “Masih ada waktu beberapa bulan ini untuk memperbaiki, karena tahun ini harga drop. Tahun depan mulai naik,” paparnya. Suntoro menyebut saat ini adalah good timing memulai berinvestasi pada sektor properti. Atau, semua yang berhubungan dengan elemen tanah. Soal properti, tambah Suntoro, hal ini didukung data statistik di masa pandemi. Di mana angka kelahiran meningkat. Akan semakin banyak yang membutuhkan tempat tinggal. Ini tentu akan menggairahkan sektor properti. Satu lagi bisnis yang mengandung unsur tanah. Yang belum banyak dilirik. Yaitu, child care. Bisnis penitipan anak. Bisnis yang sampai sekarang jarang dilirik orang. Kemudian, yang berhubungan dengan kulit, Seperti pakaian. “Asuransi juga akan bagus, pialang saham yang didukung elemen logam juga sama. Sektor keuangan juga akan kuat,” ulasnya. Di samping itu, unsur logam pada tahun depan juga menarik. Semua bisnis yang berhubungan dengan logam masih muncul. Terutama logam mulia. Emas dan perak diprediksi akan semakin menggairahkan tahun depan. Begitu juga dengan keuangan. Termasuk barang-barang mewah seperti perhiasan. “Saya lebih optimistis, memang kita tidak akan menghindari pandemi, akan masih ada. Namun kalau kita jeli melihatnya, secara perbaikan ekonomi akan bertumbuh. Tahun ini memang kena covid. Kalau sektor yang masih konvensional, runtuh. Kalau online tumbuh besar,” ulasnya. Lalu bagaimana jika kedua unsur dikombinasikan. Tanah dan logam berhubungan dengan sektor mineral. Seperti batu bara, nikel dan lainnya. Ada peluang bagus pada sektor ini. Karena elemen tanah lebih kuat, properti dan pertambangan akan lebih bagus. “Apalagi Kaltim kuat sektor pertambangan,” sebut Suntoro. Bagaimana dengan kehidupan sosial? Tanah merupakan elemen yang bersifat pasif. Tidak banyak bergerak. Maka tahun depan, kata dia, baik menjadi momen instropeksi diri. Melihat kesalahan-kesalahan lalu. “Kalau action berlebihan akan melelahkan. Ada waktunya break sejenak. Tahun depan waktunya bagus untuk merenung. Menyiapkan strategi ulang sebelum kita genjot lagi. Yang namanya action itu tidak melulu bergerak aktif. Pasif juga perlu. Yaitu instropeksi dan susun strategi,” terangnya. Suntoro menekankan pentingnya menyiasati kehidupan berikutnya berdampingan dengan covid. Termasuk pelaku usaha yang saat ini sudah terdampak. Karena sejatinya, tambahnya, bisnisnya tidak akan mati. “Hanya saja eksosistemnya yang berubah,” tekannya. Salah satu yang dimaksud Suntoro adalah sistem distribusi yang lebih menyesuaikan kondisi lingkungan saat ini. Pebisnis sudah harus memikirkan cara baru. Misalnya, bagaimana mendesain restoran yang terbuka, ada sirkulasi udara. Yang dipercaya lebih aman. Mengurangi risiko penularan virus.

Antisipasi dan Adaptasi Jadi Kunci

Tidak ada hal lain yang harus dilakukan pebisnis. Pertama, antisipasi. Lalu kedua, adaptasi. Menurut Suntoro dua hal itu adalah hal wajib dilakukan jika ingin bertahan. “Kalau kita ngotot (bisnis) akan pulih kembali seperti semula akan sulit, mungkin akan butuh waktu,” sebutnya. Sejatinya, lanjutnya, tren bisnis tidak akan hilang, Hanya berubah ekosistem. Maka, dunia usaha yang harus melakukan adaptasi. Tradisional market diprediksi akan jauh berkurang. Masyarakat selama pandemi sudah nyaman bertransaksi online. Jika berhasil beradaptasi di masa seperti ini, akan membuka cuan lebih banyak. Bahkan banyak celah yang selama ini tidak terlihat. “Di ekosistem online ini, uangnya jauh lebih besar dari konvensional,” katanya. Hal ini juga berdampak pada kualitas kehidupan karyawan. Yang dikatakan Suntoro jauh lebih baik. Tetap bisa bersama keluarga sembari bekerja. “Ini menarik, mungkin ini bentuk yang diidamkan banyak orang. Tetap bisa menghasilkan meski bekerja dari rumah. Segera berubah (beradaptasi), celahnya masih sangat besar. (ben/eny)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: